LSM GANASS Kawal, Dugaan Pengelembungan Data Pasien Covid-19

  • Whatsapp

SIDOARJO, beritalima. Com | Bola panas dugaan adanya pengelembungan data pasien covid-19 di rumah sakit rujukan termasuk RSUD Sidoarjo menjadi perhatian khusus Ketua Umum LSM Gabungan Anak Sidoarjo Setia (GANAAS),  Chamim Putra Ghafoer.

“Berita memalukan seperti ini wajib disikapi dan di ambil langkah hukum, kami di LSM GANASS siap jadi tumbal untuk menegakan aturan hukum,” ungkapnya Chamim

Ditambahkan, Chamim Putra Ghafoer menjabarkan, berita dan fakta tentang penggelembungan jumlah data pasien covid-19 di Sidoarjo sangat memalukan.

“Bagaimana bisa, ditengah pandemi seperti ini ada pihak-pihak yang diduga secara licik memanfaatkannya untuk mencari keuntungan sendiri. Kita berharap, aparat yang berwenang segera menyelidiki kasus ini, dan bila nanti terbukti, siapapun yang bermain harus dijebloskan ke penjara. Maling-maling uang negara yang memanfaatkan pandemi covid-19 untuk memperkaya diri sendiri harus bertanggung jawab,” Tegas Chamim.

Sementara itu Sekjend, H.Yusuf Sugiyanto, SH. MH menambahkan jika saat ini tidak massa pandemi/protokoler kesehatan harus diterapkan.

“kami LSM GANASS sudah dipastikan geruduk rumah sakit nakal tersebut. Sementara masyarakat Sidoarjo di paksa untuk was-was dan prihatin. Tapi maling-maling uang negara seenaknya memainkan data dan memanfaatkan covod 19 untuk bismis dan memperkaya diri,” Ucapnya.

Kembali ditegaskan, Sekjend H. Yusuf Sugiyanto, SH. MH bersiap melayangkan surat audensi dengan pihak terkait dan tanpa terkecuali.

Dugaan pengelembungan data pasien covid-19 di rumah sakit rujukan di Sidoarjo ini berawal dari sidak yang dilakukan tiga pilar yaitu, Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji, Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf. M Iswan Nusi dan Kajari Sidoarjo Setiawan Budi Cahyono.

Saat itu, mereka sidak ke RSUD Sidoarjo dan beberapa rumah sakit rujukan lain. Disana mereka mendapat fakta bahwa ada pasien positif covid-19 yang tidak dirawat namun dilaporkan ke Dinkes Sidoarjo sedang dilakukan perawatan.

Bahkan Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji meminta data jumlah pasien covid-19 yang sebenarnya kepada Dinkes dan rumah sakit rujukan lainnya karena ada pasien yang sudah meninggal dunia tetapi masih tercatat di data pasien covid-19 di Sidoarjo.

Sementara itu, di tempat berbeda Direktur RSUD Sidoarjo yang juga Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Sidoarjo dr Atok Irawan membantah adanya tudingan pengelembungan data pasien covid-19 di 11 rumah sakit rujukan di Sidoarjo. Menurutnya adanya perbedaan metode pendataan antara rumah sakit dan Dinas Kesehatan membuat jumlah pasien yang muncul juga berbeda.

Pihak rumah sakit melimpahkan kesalahan tersebut kepada Dinas Kesehatan Sidoarjo, karena menurut Atok, data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Sidoarjo merupakan data yang terlambat, sedangkan data yang dipakai oleh rumah sakit adalah data pasien covid-19 yang real time dan dilaporkan secara online, ujarnya. (kus)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait