Lsm Lira Kabupaten Probolinggo Jemput Pengungsi Wamena Papua

  • Whatsapp

Probolinggo, BeritaLima.com – Lsm Lira (Lumbung Informasi Rakyat) DPD Kabupaten Probolinggo prihatin atas adanya kerusuhan di Wamena Provinsi Papua.

Atas kepeduliannya LSM Lira Kab.Probolinggo melalui Relawan Lira selasa (9/10) menjemput para pengungsi di bandara Internasional Juanda Surabaya sekitar pukul 20.00 Wib.

Pengungsi Wamena terdiri dari 4 laki-laki dan 2 perempuan. Enam orang ini berasal dari Desa Kramat Agung, Kecamatan Bantaran, atas nama Juma’in, M. Rosim, M. Irfan, Selami, Satik Krismawati dan Ahmad Yudha Aditya.

Samsudin Bupati Lsm Lira Probolinggo menjelaskan, ada 4 kendaraan roda 4 yang siap menjemput mereka di Bandara Juanda. Pasca dari bandara, mereka diantarkan ke tempat tinggalnya masing-masing.

“Ada 10 relawan kami yang ditugaskan untuk menjemput ke bandara dan nanti langsung diantarkan ke kediamannya masing-masing. Sejauh ini, informasi yang diperoleh, masih banyak warga Probolinggo yang tertahan di sana (Wamena, red), ”kta bupati lira samsudin

Meski 6 warga berhasil dipulangkan, ia menyayangkan lebih tidak aktifnya Pemerintah Kabupaten Probolinggo, khususnya Dinas Sosial (Dinsos) dalam memberikan perlindungan bagi para warganya yang menjadi korban tragedi di Bumi Cenderawarsih.

“Sebelum menjemput pengungsi ke bandara, saya sudah menghubungi sebanyak 7 kali tetapi tidak diangkat. Baru setelah foto anggota kami yang akan menjemput warga Probolinggo tersebar, Dinsos mentransfer, ”sesal pria yang juga Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Probolinggo ini.

Samsudin berharap, langkah relawan bentukan LIRA dalam aksi tanggap perlawanan terhadap pengungsi Wamena, bisa menyadarkan para pemegang saham terkait. “Semestinya mereka yang lebih tanggap dari masalah sosial seperti ini,” harap dia.

Sementara itu Kasi bencana Dinsos Kabupaten Probolinggo, Rachmand menuturkan, ” saya disini sudah 3 hari untuk menjemput para pengungsi , namun kelemahan kami disini adalah kurang validnya data yang kami terima , dengan adanya lembaga LIRA saya sangat berterima kasih atas bantuan sosialnya , ini adalah suatu kebanggaan tersendiri karena tidak semua lembaga bisa bergerak seperti ini” ujar rachmad

Setiba di bandara korban kerusuhan wamena sempat menangis sambil memegang erat tangan salah satu relawan Lsm Lira ” saya sangat bersyukur bisa kembali , kami disana mengungsi sulit ,kesana kemari tidak ada yang mau terima ,usaha kami pulang dengan meminta uang ke keluarga yang di jawa , kami pulang dengan pesawat komersial dengan biaya sendiri, waktu dipengungsian yang kami pikirkan siapa yang akan menolong kami ,tidak ada yang peduli hanya keluarga kami yang di jawa, saya baru setahun di wamena sedangkan anak saya sudah 3 tahun ” pungkas selami sambil meneteskan air mata. (gus)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *