M3C Gencar Penyadaran dan Pengenalan Penyakit Kanker di Makassar

  • Whatsapp

Makassar Cancer Care Community (MC3) selaku komunitas yang peduli dengan penyakit kanker setiap saat aktif melakukan penyedarn dan pengenalan terhadap penyakit kanker.

Demikian ditegaskan Ketua MC3, Dr Nurlinah Zubair, M.Si kepada media, Senin (20/11/217).

Dijelaskan, setiap tahun angka penderita kanker payudara semakin meningkat. Angka statistik menunjukkan, sekitar 70 persen penderita kanker itu dari kasus stadium lanjut.

Sebaliknya di Jepang hanya 13 persen angkanya tegas salah seorang survivor kanker payudara ini, tegas Dosen Dipekerjakan Kopertis (DPK) di FKIP Unismuh Makassar ini.

Mencegah angka korban semakin bertambah, maka M3C secara gencar melakukan sosialisasi penyadaran dan pengenalan kanker kepada masyarakat yang rentan terkena, tandas dosen sosiologi keluarga PPs-UNM ini.

Baru-baru ini pada 11 Nopember 2017, MC3 menggelar talkshow mengusung tema,  Waspada Terhadap Penyakit Tidak Menular , Mitos   Fakta dan Realita Penyakit Kanker pada Perempuan di Kota Makassar.

Kegiaran terlaksana kerjasama MC3 berkerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar.  Narasumber Dr.  upik Miskad Sp PA (K)  PhD dan Dr. andi Nurbani Bangsawan SpOg (K) Mars

Acara di buka, isteri Walikota Makassar, Indira Yusuf Ismail SE. Dia sangat berperan dalam pemberdayaan di kota makassar khususnya pemberdayaan perempuan dan kesehatan perempuan.

Sosialisasi penyakit tidak menular ini sangat penting seperti penyakit kanker pada perempuan yaitu servix,   ovarium dan payudara perlu senatiasa di sosialisaasikan.

Hal ini dilakukan  karena kasusnya  meningkat setiap tahun  sehingga perempuan . Diharap pada peserta dapat menjadi penyuluh  di lingkungan dan keluarganya. Menjelaskan  pentingnya lebih  peduli pada kesehatan alat reproduksi perempuan.

Perempuan yang telah menikah harus rajin papsmer dan   melakukan vaksinasi servix  mulai umur 10 tahun keatas.

Vaksin ini dapat mencegah virus HPV  yang  menyerang mulut rahim. Masalahnya vaksin ini belum di tanggung  BPJS sehingga kita harus melakukan mandiri, kata Nurlinah. (yahya)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *