Melalui Kajian Etnografi Balingkang Memperkokoh Hubungan Tionghoa Bali

  • Whatsapp

BALI, beritalima.com | Paguyuban sosial marga tionghoa indonesia bali bersama perhimpunan indonesia tionghoa bali dan paiketan krama bali seminar dengan tema melalui kajian etnografi balingkang memperkokoh hubungan tionghoa bali menuju harmoni budaya dan religi 3-4 desember 2019 di politeknik international tabanan bali. Sembilan pembicara dalam seminar ini membahas balingkang dari berbagai perspektif diantaranya cri Bhagawan putra nata nawa wangsa pemayun membahas sisi kosmologi eksoterik raja sri jayapangus beragama hindu dan putri kang tjin hwe beragama buddha.

Sedangkan i wayan ardika dosen sejarah universitas udayana membahas balingkang dari perspektif epigrafi dan arsitektur prasasti pura batur simbol raja sri jayapangus adalah matahari dan simbol permaisuri sri prameswari (istri pertama) adalah bulan dilambangkan sebagai pertemuan matahari dengan bulan.

Kemudian i wayan kastawan dosen arsitektur universitas udayana membahas akulturasi budaya bali-tionghoa dari sisi histiografi arsitektur arkeologi tentang kakawin barong landung menceritakan raja jayapangus memerintah di bukit panarajon bersama permaisuri dewi danuh putri keturunan bali mula. Datanglah pedagang tiongkok bernama dewi ayu subandar bersama putrinya cantik jelita kang tjin hwe yang menjadi pelayan mpu lim, sang raja jatuh cinta kemudian menikahinya menjadi permaisuri kedua. Perkawinan ini tak disetujui mpu siwa gandhu melaksanakan tapa brata hingga hancurlah istana beliau kemudian pindah ke balingkang, lalu raja jayapangus bertapa di puncak gunung batur bertemu dewi danuh putri cantik yang sudah moksa menggoda sang raja. Kang tjin hwe dari balingkang ke gunung batur menemui suaminya ternyata sedang berduaan dengan dewi danuh.

Dewi sakti ini mengeluarkan api dari dahinya membakar kang tjin hwe lalu juga membakar raja jayapangus. Rakyat dalem balingkang memohon pada dewi danuh dalam bentuk lingga berupa barong landung lanang-istri disemayamkan dalam puri balingkang hingga saat ini menjadi tempat pemujaan keagamaan di bali. Arsitektur dalam pura balingkang ada tiga bagian yaitu bhur loka/nista mandala, bwah loka/madya mandala dan swah loka/utama mandala ketiganya sebagai lambang bhuwana agung.

Sri raja jayapangus merupakan raja ke 16 bali yang memerintah tahun 1178-1181 masehi meninggalkan jejak 19 prasasti, sri prameswari istri pertama beliau. Putri kang tjing hwee merupakan istri kedua raja sri jayapangus tak memiliki keturunan. Istri lain dewi danuh memiliki putra bernama mayadenawa menjadi raja bedahulu.
Pembicara lain profesor nyoman sudana dosen institut kesenian indonesia bali membahas akulturasi budaya bali-tionghoa, dan i nengah kadi pemangku pura dalam balingkang membahas tempat pemujaan cang apit palinggih ratu ayu mas subandar sebagai sinkretisasi hindu-buddha (siwa-buddha).

wirya subrata pakar budaya sastra tionghoa bali membahas penggunaan istilah tionghoa seperti desa pinggan dalam ejaan han tze peng-an artinya selamat, desa songan han tze siong-an artinya selalu aman, legong han tze lai-kiong artinya kerajaan. Dari contoh tersebut menunjukkan akulturasi budaya bali dengan tionghoa. (sgk)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *