Mengenal Lebih Dekat Wisata Religi Makam Asta Tinggi Di Sumenep

  • Whatsapp

SUMENEP, beritalima – Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi di Indonesia pendapatannya dihasilkan oleh wisata religi, seperti wisata wali lima yakni, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Derajad dan SunanBonang, selain itu Asta Tinggi salah satu wisata religi yang ada di Kabupaten Sumenep yang banyak dikunjungi oleh turis Nusantara maupun dari Mancanegara.

Sekilas Asal Usul Makam Asta Tinggi

Asta Tinggi sendiri mempunyai arti Etimologi makam yang tinggi, berdasarkan dari makam yang berada di puncak bukit, makam Asta Tinggi merupakan makam para Raja namun juga makam dari para keluarga Raja. Sentana, dan punggawa sejak abad XVI, Asta Tinggi sendiri memiliki nilai religi yang luar biasa sehingga di keramatkan oleh masyarakat setempat dan mempunyai daya mistik yang kuat.
Sudah banyak pengunjung yang berziarah kesini karena Raja-Raja Semenep juga dikenal karena kewaliannya dan perduli terhadap perkembangan Islam di daerah Sumenep dan sekitarnya.

Pada awalnya Asta Tinggi tidak memiliki pagar hanya rimba belantara dan batuan terjal. Untuk menghormati Pangeran Anggadipa dan istrinya Pangeran Rama yang ketika itu menjabat sebagai adipati sumenep membangun pagar hanya dengan batu-batu yang disusun rapi. Asta Tinggi sendiri memiliki dua bagian dimana bagian barat memiliki corak jawa. Di bagian timur sendiri lebih didominasi oleh corak Cina, Eropa, Arab dan Jawa. Pembangunannya sendiri.

Makam Asta Tinggi merupakan kuburan para Raja Sumenep dan keturunannya yang berada di Kabupaten Sumenep tepatnya di kawasan dataran bukit tinggi Kebon Agung. Dalam bahasa Madura Asta Tinggi disebut sebagai Asta Rajâ yang maknanya adalah makam para Pangradjâ atau para Pembesar Kerajaan yang berupa makam. Asta Tinggi dibangun sekitar tahun 1750M. Kawasan Pemakaman Asta Tinggi rencana awalnya oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II. (Wikipedia.org) –
Penjelasan tentang Silsilah Raja Sumenep

Makam Asta Tinggi juga menyediakan pemandu wisata, sedikit penjelasan mengenai keberadaan Makam Asta Tinggi di Sumenep dan pada bulan Desember TreTan bareng temen-temen Nak-Kanak Blogger Madura berkesempatan mengunjungi / berziarah ke makam tersebut. Dimulai dari sebuah hotel dengan menyewa 2 buah Bis Mini, kami berangkat menuju Pemakaman Raja Asta Tinggi. Perjalanan menanjak dikarenakan letak situs pemakaman yang berada di atas bukit. Sampai ditempat, kami menuju Ruang Informasi untuk sekilas mendengarkan sejarah dari kerajaan di Sumenep hingga kesaktian yang dimiliki oleh para Raja Sumenep. Puas mendengarkan kisah para raja, kami menjelajah makam para Raja yang pernah berkuasa di Sumenep itu. Dan berikut adalah beberapa dokumentasi dari perjalanan kami ketika berkunjung ke Makam Asta Tinggi.

Pada pintu gerbang bagian utara, dibagian belakangnya ada bangunan berbentuk seperti “warana“ tertulis prasasti tulisan danbahasaArabdanJawakuno,yangterjemahannyaantaralainsebagaiberikut :

“Adapun setelah memuji kepada ALLAH SWT atas karunia-Nya dan mengucap syukur atas segala limpahan rahmat-Nya, maka sesungguhnya bagi orang yang berpegang teguh kepada agama ALLAH yakni : Sultan Pakunataningrat, Raja di Negeri Sumenep, apa-apa yang diharapkan dari ayahnya Panembahan Natakusuma semoga ALLAH menyelimuti dengan rahmat-Nya dan semoga ALLAH memasukkan ke surga. Sultan Pakunataningrat telah melaksanakan wasiat beliau yang disimpan rapi hingga berakhir kekuasaan beliau dengan membuat sebuah bangunan Kubah baginya, dan agar ayahnya dikuburkan didalam Kubah tersebut. Bahwa beliau Rahmatullahi Ta’ala sebelum wafatnya, sungguh telah melihat Kubah itu, selama tiga tahun.

Di waktu beliau melihatnya, merasa senang dan nampak dengan wajah yang berseri-seri, sepertinya beliau melihat dirinya sendiri berada pada hari kebangkitan dan hari kiamat. Dan Kubah mulai dibangun oleh Sultan Pakunataningrat pada tanggal 10 Rajab 1227 Hijriyah, sedang beliau wafat pada hari Senin Rabiul awal tahun 1230 Hijriyah dan disemayamkan ditengah-tengah Kubah itu. Ya ALLAH berikanlah tambahan rahmat-Mu kepadanya dan kumpulkanlah bersama kebaikan-kebaikannya ( Wassaabiku wassaabikun ulaikal muqarrabin fi jannatin na’iem ), ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya pekerjaan Kubah pada waktu itu belum selesai atau sempurna untuk memperbagus, termasuk juga pintu masuknya belum selesai.

Kemudian Al Mu’tasimu billahi SWT bersungguh-sungguh menyempurnakan pekerjaan tersebut dengan pertolongan dari ALLAH, seperti ia perisai yang baik untuk menutupi dan yang berdiam diri. Penyelesaian akhir pekerjaan Kubah itu dan pekerjaan termasuk memperbagus dan memperluas, agar indah dan bagus dipandang pada tahun 1233 Hijriyah. Semoga sebaik-baiknya Sholawat dan Salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW”. (*)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *