Orang Tua Yang Berjasa Untukmu

  • Whatsapp

beritalima.com – Aku takut, ia memberi semangat. Aku bersedih, ia menenangkan. Aku melakukan kesalahan, ia memperingatkan Aku merasa gagal, ia pula yang memotivasiku agar terus berusaha. Ialah wanita yang menyayangiku sepanjang masa.

Semua yang dilakukan sangatlah berarti, kebiasaannya, perilakunya, dan kebaikannya membuat hati menjadi tenteram. Meskipun terlihat lemah di mata, tetapi di dalam dirinya terdapat kekuatan sehingga ia bisa menghadapi situasi apapun. Dia adalah Ibuku tercinta.

Dahulu saat aku lahir ke dunia ini, ia mempertaruhkan nyawanya –walau aku tidak melihat secara langsung– demi anak yang dilahirkan. Aku tidak tahu apa yang ia rasakan, tetapi pasti ia merasakan sakit yang luar biasa. Karena itulah aku yakin bahwa seorang pria yang menemani ia adalah sosok yang juga kuat, gagah, tangguh, disiplin, dan bertanggung jawab.

Selain Ibuku, ayahku adalah pria yang sangat gagah. Aku tahu bahwa ia yang mengumandangkan azan di telingaku ketika aku lahir. Sosok gagah, kuat, tangguh, disiplin, dan bertanggung jawab, yang tidak pernah meneteskan air mata meski sesedih apapun situasinya, ialah Ayahku.

Dahulu semasih aku kecil, mereka telah berjuang segalanya untukku. Apalagi Ibuku yang selalu ada di mana pun ketika aku membutuhkannya. Memang dengan Ayah, aku tidak dekat. Tetapi aku tahu bahwa ia pun kerja keras banting tulang untuk mencari nafkah demi keluarganya. Meskipun ada sifat yang sangat buruk darinya yaitu selalu memiliki emosi dan amarah yang besar, karena ia memiliki darah tinggi. Namun, ia seperti itu karena ada satu kesalahan yang dibuat, sehingga dapat memicu emosi dan amarahnya yang besar. Ketika kesalahan itu dibuat oleh seorang anak, maka amarah dan emosi ia akan keluar. Jika kesalahan itu dibuat oleh Ibuku, lainlah rasa emosi dan amarahnya. Ia mampu meredam agar tidak kasar kepada wanita yang dicintainya.

Ibu dan Ayahku sama-sama bekerja, namun Ibuku bekerja tidak terlalu keras, hanya untuk membantu Ayah mengurangi beban ekonomi. Karena ia tahu bahwa Ayah akan terus bekerja keras sampai akhir hayatnya. Mereka berdua berprofesi sebagai guru.

Aku sangat ingat kejadian semasih balita, Ibuku mengajarkanku menaiki sepeda dan menemaniku memperbaiki sepeda di bengkel. Saat itu, aku meluncur dari atas jalan yang menurun tetapi aku tidak bisa mengendalikan sepedaku hingga akhirnya aku menabrak tembok dan terjatuh. Ia berlari dari atas jalan tersebut untuk membangunkanku supaya memastikan aku tidak terjadi hal yang fatal. Begitu pula saat aku diajak ikut ke sekolah Ibu, aku dibuat takut oleh teman Ibuku, ia menghampiri dan menenangkanku. Sama seperti aku diejek oleh temanku karena tercebur ke dalam selokan atau ke dalam kolam ikan.

Ibuku memberikan banyak pelajaran yang dapat aku ingat terus, sedangkan Ayahku memberikanku cara-cara untuk menjalani hidup menjadi lebih baik dan cara agar menjadi pria yang bertanggung jawab. Saat aku mempunyai masalah atau kesalahan yang besar, maka aku menceritakan itu kepada mereka. Ayahku yang selalu memberikan respons pertama untuk memberi cara agar masalah atau kesalahan yang aku perbuat mendapat jalan keluarnya.

Sampai saat ini mereka, Ibu dan Ayahku, masih terus memberikan pelajaran yang belum aku ketahui dan memberikan cara-cara untuk hidup di dunia ini. Kenangan dari mereka tidak akan pernah bisa terhapuskan dari ingatanku. Akan selalu ada, kekal, dan abadi. Hanya maut yang dapat membuat semuanya menghilang. Mereka adalah orang tua yang sangat berjasa untukku dan kehidupanku di masa depan nanti.

Tak terasa dibalik keberhasilanku untuk kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN), kedua orang tuaku semakin menua. Kerutan atau keriput di wajah semakin banyak, rambut yang memutih, dan tenaganya tidak sekuat dahulu tetapi tetap bekerja dengan keras untukku, aku tersadar. Orang tuaku adalah pahlawan dari segala pahlawan. Tanpa mereka, tidak akan ada diriku sampai saat ini. Merekalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Jasa-jasa mereka yang sangat banyak, takkan sanggup untukku membalasnya. Doa dan harapan yang selalu aku tujukan kepadanya. Setiap doa dalam salatku, selalu berdoa, “Ya Allah berikanlah orang tuaku umur panjang agar mereka bisa melihatku menjadi kebanggaan untuknya, dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.” Doa itulah yang terus aku panjatkan kepada Allah SWT. Dan aku meminta kepada-Nya agar orang tuaku terus sehat wal afiat dan tidak terkena penyakit apapun. Selain doa, canda dan tawa yang tulus kepada mereka serta terus berusaha menjadi anak yang baik, berbakti, dan menjadi anak saleh. Amin ya rabbalalamin.

penulis
Ahmad Fikriandika Utomo

Mahasiswa Aktif Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan

beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *