Pangdam Brawijaya: TNI Bukan Alat Politik

  • Whatsapp

Surabaya,- Perayaan Hari Juang Kartika (HJK) dan HUT Kodam V/Brawijaya ke-69 tahun ini, seakan memancing antusias masyarakat sekitar untuk mendatangi lapangan Makodam V/Brawijaya.

Selain menyajikan berbagai kendaraan tempur milik prajurit TNI-AD, perayaan HJK dan HUT Kodam V/Brawijaya tersebut, juga menyajikan berbagai atraksi hingga drama kolosal yang dipentaskan oleh salah satu komunitas Kesenian di Kota Surabaya.

Sebelum berlangsungnya pertujukkan tersebut, dalam mengawali sambutannya, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Arif Rahman, M. A mengatakan, tepat 72 tahun lalu, merupakan sebuah catatan penting dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, yang dikenal dengan sebutan peristiwa Palagan Ambarawa.

“Meski dengan senjata dan perlengkapan yang sangat sederhana, kesatuan-kesatuan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang merupakan cikal bakal TNI, bersama rakyat berhasil memenangkan pertempuran secara gemilang dengan memukul mundur tentara Sekutu yang memiliki persenjataan dan kemampuan taktik serta strategi perang yang jauh lebih modern di masa itu,” kata Mayjen TNI Arif melalui amanat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang dibacakannya.

Selain itu, lanjut Pangdam, dirinya menilai, keberhasilan tersebut tidak hanya sebagai prestasi dalam meningkatkan moril perjuangan di wilayah Indonesia saja. Akan tetapi, juga memberikan dampak politis secara internasional dan dampak psikologis kepada sekutu, dikarenakan TNI dan rakyat Indonesia mampu menunjukkan semangat perjuangan dalam peristiwa tersebut.

“Palagan Ambarawa adalah simbol kemanunggalan TNI AD dan rakyat Indonesia. Hubungan antara TNI AD dan rakyat bukanlah sebatas hubungan profesionalitas belaka, namun lebih dari itu, TNI AD memiliki hubungan biologis dengan rakyat Indonesia karena dilahirkan dari rakyat sehingga senantiasa membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat,” jelasnya.

Tak hanya menyajikan drama kolosal yang menceritakan pertempuran di Ambarawa, Jawa Tengah yang berlangsung sejak 20 hingga 15 Desember 1945 lalu, berlangsungnya drama kolosal yang melibatkan masyarakat itu, juga menyuarakan pesan-pesan Jenderal Besar Raden Soedirman, ketika berpesan kepada para prajuritnya.

“Tadi sudah disampaikan pesan-pesan Jenderal Soedirman melalui drama kolosal yang berlangsung tadi, bahwa TNI bukanlah suatu alat politik. TNI bekerja demi kejayaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI, red),” ujarnya usai memimpin pelaksanaan upacara peringatan Hari Juang Kartika dan HUT Kodam V/Brawijaya.

Tak hanya itu, masyarakat yang membanjiri lapangan Makodam pagi ini, juga dihibur dengan adanya pertunjukkan Bela Diri Militer (BDM) Yong Moo Do, sekaligus atraktsi terjun payung yang dilakukan oleh prajurit TNI dari berbagai Kesatuan TNI di Surabaya.

Selain dihadiri Pangdam, berlangsungnya perayaan HJK dan HUT Kodam Brawijaya tahun ini, juga dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Drs, H. Soekarwo, Kapolda Jatim, Kas Armatim, Kasdivif 2/Kostrad, serta tokoh agama, hingga elemen masyarakat di Jawa Timur.

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *