Pegunungan Dieng di Wonosobo di Terjang Banjir

  • Whatsapp

Wonosobo – beritalima.com. Jaman sekarang tidak kenal pandang bulu antara daerah dataran tinggi dengan dataran rendah, terutama di musim hujan Demikian pula dialami oleh Pegunungan Dieng yang berada di ketinggian 2.093 dpl sudah kali kedua ini mengalami peristiwa yang mengejutkan yaitu terjadi banjir.

Hujan yang berintensitas tinggi sejak tadi malam hingga siang hari tadi di sekitar wilayah Wonosobo dan Banjarnegara mengakibatkan terjadinya banjir menyapu yang dilaluinya pada hari Minggu (27/2). Jalur menuju tempat wisata Dieng dari arah Wonosobo lumpuh akibat jalan raya terendam banjir antara 100 cm. Menurut Aji salah satu pengunjung wisata menuturkan bahwa hujan di sekitar tempat wisata amat deras terutama dari atas Gunung Prau.

“Terpaksa kita berhenti dulu hingga jalan bisa dilalui kendaraan, karena kami kuatir terhadap air yang bisa masuk ke mesin kendaraan.” Ujarnya. Senada disampaikan pula oleh Arofin, warga dieng kulon yang akan pergi ke Wonosobo terpaksa mengurungkan niatnya. “Kita akan ke Wonosobo sudah sampai di Desa Patak banteng terpaksa kembali karena tingginya air, mas !”, ujarnya.

Menurut Haryono Agus selaku Sekcam di Kecamatan Kejajar mengatakan bahwa desa yang terdampak banjir akibat hujan yang berintentitas tinggi di sekitar Kawasan Dieng adalah Desa Dieng, Parikesit, Surengede, Igir Mranak dan Serang. “ Sejauh ini belum ada laporan tentang korban jiwa, hanya korban materiil berupa jembatan, senderan dan lahan pertanian yang rusak parah. “ katanya. “Banjir dengan ketinggian 1 meter ini disekitar lahan pertanian mengakibatkan banyak tumpahan lumpur yang menggenangi jalan raya dari tebing Gunung Prau yang longsor.” Lanjutnya ketika dihubungi via telepon.

Sedangkan dari pantauan beritalima.com dan beberapa status media sosial banjir hari ini sepanjang jalan sekitar Parikesit terdapat beberapa kios warung dan bengkel yang terbuat dari kayu hanyut terbawa arus air yang deras.

Beberapa pengguna jalan pun mengatakan bahwa mereka terjebak dalam kemacetan panjang menuju arah Dieng maupun sebaliknya. “ Wah, macet mas, sudah 3 jam kita di sini ga berani lewat karena tingginya air dan lumpur yang menggenangi jalan raya.” Ujar Yono warga kabupaten Pekalongan ini.

Sepanjang aliran sungai Serayu pun yang bermuara di Dieng tampak air bercampur dengan lumpur. “Aliran sungai ini jauh berbeda dengan hujan-hujan biasanya, dari airnya yang sangat coklat hingga ketinggian airnya itu lho mungkin daerah atas banjir” kata Tini yang melihat derasnya arus sungai dari jembatan Siwatu.(Edi)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *