PGE Kebut Produksi Listrik Panas Bumi

  • Whatsapp
Dirut PGE, Irfan Zainuddin (kedua dari kiri)

JAKARTA, beritalima.com –

PT PERTAMINA Geothermal Energy (PGE) menargetkan tambahan listrik dari energi panas bumi sebesar 165 Mega Watt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola PGE pada 2017.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama PGE, Irfan Zainuddin mengatakan, saat ini anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut telah memproduksi listrik dari energi panas bumi sebesar 512 MW.

Pasokan listrik tersebut akan bertambah 677 MW karena ada tambahan pasokan sebesar ‎165 MW pada tahun depan. “Target PGE hingga saat ini masih on the track dengan kapasitas terpasang 512 MW,‎” kata Irfan, kepada beritalima.com, usai acara ‘Diskusi Energi Kita’, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (6/11/2016).

Tambahan pasokan listrik tersebut, kata dia, berdasarkan pengoperasian beberapa PLTP pada 2017, yaitu PLTP Karaha unit I berkapasitas 35 MW, Ulubelu unit 4 ‎berkapasitas 55 MW, Lumut Balai berkapasitas 55 MW, dan Lahendong berkapasitas 20 MW. “Jadi total tambahan 165 MW. jadi kita harapkan tambahan 165 MW di tahun 2017. Sebagian PLTP tersebut merupakan bagian dari program kelistrikan 35 ribu MW ‎,” tutur Irfan.

Irfan menambahkan, hingga akhir 2019, PGE diperkirakan menghasilkan listrik dengan total kapasitas 900 MW. ‎”Akhir 2019 dan awal 2020 itu 900 MW. Artinya proyek kita masih berjalan, di area eksisting kita, tiap tahun akan bertambah proyek baru,” tutur Irfan.

Sebelumnya, pada sesi acara diskusi, Irfan mengakui potensi energi panas bumi di Indonesia belum dimanfaatkan maksimal.

Namun, optimalisasi potensi tersebut tidak akan terwujud tanpa dorongan dari pemerintah, mengingat berbagai permasalahan yang masih menghadang pemanfaatan energi panas bumi, seperti isu lingkungan, harga dan proses perizinan yang lambat.

Untuk itu, pihaknya meminta agar pemerintah segara menetapkan harga tetap atau fix price untuk kepastian kepada pengembang berapa harga yang ditawarkan.

“Pengembangan memang menunggu terobosan dari pemerintah. Seperti isu lingkungan, harga dan proses perizinan. Ini akan terus perbaiki oleh pemerintah. Energi fosil mulai sulit,” kata dia.

Reporter: Pahala Simanjuntak

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *