Pimpinan Nahjatul Fata Mangkat, Kelangsuangan Dayah Diminta Perhatian Pemerintah

  • Whatsapp

Aceh Utara, Beritalima – Pimpinan dayah Nahjatul Fata yang merupakan cabang dayah salafi Ruhul Fata Selimun meninggal dunia pada Kamis (07/09/17) pekan lalu. Kamis (13/09) kemarin tepat hari perayaan ketujuh kepergian beliau menghadap Ilahi mendapat layatan dari politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Aceh dan Aceh Utara dan Lembaga Acheh Future.

Pasca meninggalnyan sang pemimpin yakni Tgk Àrifuddin Bin Muhammad, selaku pimpinan Dayah Nahjatul Fata, Gampong Paya Dua Uram, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara diharapkan dayah tersebut beroperasi secara normal.

“Kendatipun, dayah ini kehilangan pemimpin, tapi dayah ini telah tersedia kader penerus, oleh sebabnya, dayah ini juga sangat mengharapkan pertian semua pihak,” pinta Geuchik (kepala desa/kades) Paya Dua Uram, Seunudon, Aceh Utara Sofian dihadapan politisi DPW PAN Aceh, juga salah satu anggota dewan perwakilan rakyat (DPRK) Aceh Utara dari fraksi partai PAN, Hasanusi juga Razali Yusuf dari LSM Acheh Future.

Sofian berharap, agar kelangsung pembinaan keagamaan yang didomisi oleh anak yatim piatu dayah itu tidak luput dari perhatian pemerintah.

Diperkirakan, sebanyak 150 orang yang terdiri dari santri dan santriwati. 50 orang diantaranya mondok di Dayah tersebut.

“Masalah dayah ini sangat sacral dimana yang mengaji disini rata-rata yatim – piatu, agar para santri dan satriwati bisa melanjutkan pendidikannya dengan aman, kita perlu membentuk kepengurusan yang baru. Dan dinas syariat juga diharapkan perhatiannya untuk memfasilitasi kekurangan tempat ini, agar menjadi lebih baik,” ungkas wakil ketua komisi D, DPRK Aceh Utara Hasanusi.

Pada kesempatan itu, Razali Yusuf kepada wartawan mendesak pemerintah Aceh juga pemerintah kabupaten terkait untuk melirik pengalokasi anggaran pedidikan dayah yang serba kekurangan tersebut, “Karena selama ini anggaran untuk pendidikan dayah di Aceh, tak terkecuali Nadjatul Fata sangat minim, seharusnya Esekutif dan Legesilatif harus mendepankan anggaran untuk pendidikan dayah demi kemuslahatan Umat dan pendidikan agama,” tukas Razali.

“Menurut sejarah, pendidikan formal tampa dibekali dengan pendidikan dayah ibarat malam tampa lampu, bagaimana generasi penerus kita bila tidak dibekali dengan pendidikan Agama, oleh sebab itu pendidikan agama di Aceh juga harus diutamakan,” terang Razali.(EN)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *