JAKARTA, beritalima.com | Salah satu organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, Pengurus Nasional Angkatan Muda Kabah (PN AMK) mengecam dengan terjadinya kasus pembakaran Kitab Suci Umat Islam, Al Quran.
Wasekjen PN AMK Bidang Fungsional sangat menyayangkan kasus tersebut yang memiliki potensi kemarahan besar umat Islam.
Menurutnya Rasmus Paludan, seorang politisi dari Partai Hard Line yang terkenal anti Islam ‘Islamophobia’ terhadap simbol-simbol agama Islam.
“Kasus pembakaran Al Quran yang dilakukan Rasmus Paludan, bukan hanya akan memancing kemarahan umat Islam, namun kejadian tersebut menyiratkan bahwa toleransi beragama masih menjadi PR besar dunia. Karena kasus serupa tidak hanya terjadi di Swedia melainkan di beberapa negara yang masih terjadi konflik horizontal antar agama maupun etnis,”kata Adang Budaya, S.Sy.,M.H, Selasa (24/1/2023).
Dirinya menambahkan kasus di India misalnya, sampai saat ini upaya-upaya deislamisasi masif dilakukan oleh partai BJP, dengan menghancurkan masjid-masjid bersejarah dan tindakan rasis terhadap simbol agama (Islam).
Rendhika, Ketua Umum PN AMK menghimbau kepada umat Islam di Indonesia agar bisa menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk mengingatkan Swedia melalui jalur bilateral atau pertemuan-pertemuan regional yang membahas isu-isu global.
“Benar, tindakan tersebut sangat disayangkan. Namun demikian kita harus mampu menahan diri dan semoga saja pemerintah mampu bertindak cepat untuk mengingatkan Pemerintah Swedia, karena merupakan isu sensitif yang sudah menjadi perhatian Internasional,”jelas Rendhika dalam keterangan tertulis. (Edi)