Profesor ITS Raih Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2024

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Prestasi membanggakan skala internasional kembali diukir oleh sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Sebagai bentuk apresiasi akan dedikasinya dalam pengembangan riset dan ilmu pengetahuan, guru besar ITS Prof Dr rer pol Heri Kuswanto MSi dianugerahi penghargaan dari Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2024 untuk kategori Encouragement Awards berkat kontribusinya dalam riset ketahanan iklim di Indonesia.

Penghargaan ini diberikan terhadap peneliti yang berkontribusi besar dan memiliki pencapaian mengenai riset pengembangan teknologi serta implementasi sosial dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), salah satunya kepada dosen Departemen Statistika ITS ini.

Melalui risetnya, Heri membuktikan kontribusi konkret ITS untuk mendukung SDGs, terutama pada SDGs 13 yakni tentang penanganan perubahan iklim.

Berangkat dari perubahan iklim yang menjadikan cuaca sulit diprediksi, alumnus Leibniz Universität Hannover, Jerman ini tertantang mengembangkan metode untuk memprediksi cuaca dan kejadian ekstrem secara lebih akurat.

“Saat saya kembali ke Indonesia, saya merasa bahwa prediksi cuaca di Indonesia saat itu masih kurang akurat,” ungkap Heri.

Penelitian kemudian berlanjut dengan pengembangan metode untuk prediksi cuaca ekstrem. Dengan menggabungkan konsep ensemble melalui metode kalibrasi inovatif yang menggunakan distribusi gamma dan Fréchet untuk meningkatkan prediksi peristiwa ekstrem, seperti hujan lebat.

“Hasil penelitian kami menunjukkan akurasi yang meningkat untuk bisa memprediksi kejadian ekstrem,” jelas lelaki yang pernah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana dan Pengembangan Akademik ITS ini.

Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS ini melanjutkan risetnya dengan mengembangkan Drought Monitoring and Forecasting System (DMFS), yaitu sistem pemantauan dan prakiraan kekeringan berbasis ensemble.

Heri mengatakan akan terus melakukan peningkatan sehingga penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk masyarakat luas.

Dengan pembaharuan secara berkala, iklim ekstrem dapat diantisipasi masyarakat dan dampak buruknya pun bisa dikurangi. Selain itu, sistem ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penentuan kalender tanam nantinya.

“Selain pengembangan sistem, kami perlu memastikan bahwa masyarakat awam bisa dengan mudah mengakses dan menggunakannya,” tutur Heri.

Peneliti aktif di Pusat Studi Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim ITS ini menyatakan harapannya dalam memberikan kontribusi dan bersinergi dengan berbagai pihak, terutama pemerintah, untuk mengupayakan mitigasi dampak perubahan iklim saat ini dan ke depannya.

“Kita jangan hanya berfikir ‘sekarang’, tetapi bagaimana dengan anak cucu kita nantinya,” tegasnya mengingatkan.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait