WONOSOBO, bertalima. com | Sabuk Gunung merupakan agenda tahunan rangkaian kegiatan peringati HUT RI ke 74 oleh berbagai Pecinta Alam Jelajah Rimba Sindoro (PAJERO) desa Reco kecamatan Kertek dan diikuti berbagai komunitas pecinta alam dari berbagai wilayah.
Disampaikan salah satu panitia Tuyono Subur, sabuk gunung sudah berjalan kali ketiganya. Pada tahun 2017 kegiatan sabuk gunung dihadiri sekira 300 orang, tahun 2018 meningkat sampai 1700 orang.
“Pada tahun ini target 2.000 orang dan baru masuk regristrasi 1400 peserta dari tanggal 15 – 17 Agustus hari ini.” Jelasnya pada Sabtu kemarin (17/8).
Sabuk gunung mempunyai makna untuk mengencangkan seluruh komunitas pecinta alam, pendaki gunung dengan visi misi yang dibawa didalam nama tersebut. Dan sebagai pesan yang harus disampaikan bahwa sudah saatnya mengembalikan rasa cinta kita dengan perilaku yang baik kembali kepada alam, nyawiji mulyaning ing kamardikan (bersatu untuk kemulyaan pada kemerdekaan red-).
“Sebelum melakukan pendakian penyelenggara melakukan pengarahan kepada para peserta mengenai aturan umum yang harus dipatuhi, seperti tidak membuang sampah sembarangan, berbuat yang negatif, membuat api ungun, membuang rokok sembarangan, karena 99% kebakaran gunung terjadi karena ulah manusia.” Terangnya.
Kegiatan tersebut dibantu pula dari para relawan komunitas PGI, komunitas alam Wonosobo guna dalam hal keamanan, keselamatan pendaki gunung.
Kegiatannya dilakukan dipuncak dengan pembentangan bendera merah putih dengan panjang 74 meter sesuai dengan HUT RIi ke- 74.
“Bendera Merah Putih tersebut akan dipegang di depan dada peserta dari berbagai wilayah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang bertujuan menjalin kebersamaan dalam persatuan dan kesatuan bersama.” Bebernya.
“Acara sabuk gunung dihadiri peserta pecinta alam wilayah Jateng, Sulawesi, Papua, Jakarta, Bandung, bahkan dari negara tetangga yaitu Timor Leste.” Pungkas Subur. (Budi)