REMBANG, beritalima.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melakukan pemberdayaan terhadap 60 pedagang sayur keliling yang tergabung dalam Paguyuban Bakul Belanja Keliling Rembang (PB2KR). Dengan memberi modal berbunga sangat ringan, perseroan berharap mereka tidak lagi berhubungan dengan rentener di pasar.
Koordinator sekaligus pendiri PB2KR, Lienda Setyowati, mengungkapkan, modal yang disuntikan PT Semen Indonesia ke setiap bakul sebesar Rp 3 juta. Pinjaman lunak tersebut umumnya digunakan bakul untuk membesarkan usaha mereka.
“Modal itu memang dari PT Semen Indonesia, pencairannya melalui Bank Mandiri. Setiap bakul mendapatkan bantuan modal Rp 3 juta dengan jangka waktu pelunasan selama 18 bulan,” terang Lienda dalam acara ramah tamah antara PB2KR dengan Semen Indonesia, di Rumah Makan Nenek Rembang, Rabu (14/9).
Menurut Linda, dalam perjalannya angsuran pengembalian modal yang dilakukan oleh semua bakul berjalan baik. saat ini angsuran pengembalian modal itu sudah memasuki bulan ke-11. Sejauh ini belum ada bakul yang telat membayar angsuran.
“Saya dulu merasa kasihan melihat banyak ibu bakul belanja keliling di Rembang terjerat rentener. Maka di tahun 2015 lalu saya berinisitatif membuatkan mereka wadah paguyuban dan mencarikan modal pengembangan usaha. Akhirnya hal itu difasilitasi oleh PT Semen Indonesia,” ujarnya.
Harti, bakul sayur anggota PB2KR asal Desa Sendangagung, Kecamatan Kaliori, mengaku sebelumnya buka toko kecil-kecilan di rumahnya. Terus, setelah mendapatkan modal dari PT Semen Indonesia, ia jualan sayur keliling hingga sekarang.
Dia mengaku keuntungan dari usaha ini membuatnya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk pendidikan anaknya.
Kepala Departemen CSR Semen Indonesia, Wahjudi Heru, mengatakan, tidak menutup kemungkinan perusahaan akan memberi suntikan modal lagi dengan jumlah lebih besar kepada bakul sayur.
Sebab, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan perusahaan, ternyata suntikan modal tersebut memberikan dampak positif dan berkesinambungan. Ia juga mengapresiasi bakul binaan tersebut dalam pengelolaan permodalan.
“Jika memang modal itu bisa dikembalikan tepat waktu, kami akan mngajukan lagi bantuan modal untuk mereka. Modal mereka bisa ‘naik tingkat’ dengan jumlah lebih besar. Jika perlu, suatu saat bakul akan kami fasilitasi pelatihan pengelolaan keuangan untuk pengembangan bisnis mereka,” tandasnya.
“Kami berharap melalui pemberdayaan ini akan dapat meningkatkan kinerja pelaku usaha, sehingga mampu bersaing dan berprestasi, mampu bersinergi memberi kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, dan pada akhirnya mampu memutus mata rantai kemiskinan,” tambahnya. (Ganefo)