Soal Daur Ulang Sampah, LaNyalla: Dorong Pemerintah Kerja Sama

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti prihatin bertambah banyaknya sampah plastik di tanah air belakangan ini sehingga diharapkan pemerintah memberikan edukasi ke masyarakat agar sampah plastik bisa didaur ulang.

Dikatakan senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur itu, Indonesia masuk negara terbesar kedua penyumbang sampah plastik di dunia. Kesadaran masyarakat minim dan bebasnya aturan mengenai sampah membuat kualitas manajemen sampah di Indonesia sangat buruk.

“Sampah plastik itu bisa didaur ulang. Hanya saja masyarakat kita belum terbiasa. Aturan pembatasan penggunaan kantong plastik sebenarnya tidak cukup. Harus ada kebijakan yang lebih besar,” tutur LaNyalla, Selasa (22/6).

Menurut dia, perlu ada aturan untuk membiasakan masyarakat peduli terhadap dampak sampah plastik. Karena itu diingatkan, perlu ratusan tahun untuk mengurai sampah plastik yang dampaknya akan dirasakan generasi mendatang.

“Karena itu, harus dimulai dari tingkat masyarakat terkecil yaitu rumah tangga. Kita tidak bisa mengandalkan kesadaran masyarakat karena kita sudah terbiasa abai. Pemerintah perlu membuat aturan agar masyarakat memilah sampah sejak dari rumah,” tutur dia.

Berkaca dari luar negeri, kata LaNyalla, warga diminta memilih sampah makanan, sampah yang bisa didaur ulang, sampah diaper, hingga sampai sampah perabot. Dengan demikian, sampah yang bisa didaur ulang akan lebih mudah teridentifikasi.

“Pemerintah juga perlu menyiapkan bank sampah daur ulang. Memang pekerjaan rumah yang besar, tapi saya yakin dengan manajemen yang baik, kita bisa lebih baik lagi mengelola sampah yang bisa merugikan lingkungan,” sebut LaNyalla.

Dingatkan, jutaan ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahun dan itu membahayakan terhadap keberlangsungan hidup biota laut. “Saya juga mengajak perusahaan yang memproduksi barang-barangnya dengan kemasan plastik agar ikut memikirkan persoalan ini. Ini perlu didukung regulasi. Masalah sampah plastik ini menurut saya persoalan besar.”

Ditambahkan, harus ada kerja sama Pemerintah dengan perusahaan. Perusahaan di banyak negara sudah mengambil inisiatif memberikan cara inovatif dan kreatif untuk mendorong daur ulang di kalangan konsumen.

Seperti di Jerman, terdapat mesin daur ulang botol di mana masyarakat bisa mengembalikan botol-botol kemasan produk yang telah habis dipakai dengan imbalan uang. “Cara-cara seperti ini bisa kita contoh untuk Indonesia,” kata dia.

LaNyalla juga mengajak masyarakat mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan, seperti saat belanja. Masyarakat bisa menggunakan kantong khusus atau goodie bag yang bisa dipakai berulang kali dan ramah lingkungan.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, timbunan sampah 2020 mencapai 67,8 juta ton, di mana 15 persen terdiri dari sampah plastik. Dari jumlah ini, 88,17 persen sampah plastik masih diangkut ke TPA atau bahkan berserakan di lingkungan. (akhir)

 

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait