Anggota FWP Nuruz Sholihin yang menggunakan Kemeja Panjang warna biru. Pada waktu bincang santai bersama Para Santri
Laporan Reporter Beritalima.com Pamekasan Andy.k
PAMEKASAN, Beritalima.com- Salah satu Anggota Forum Wartawan Pamekasan (FWP) Nurus Solehen menjadi pemateri tunggal pada acara Talk Show Kepenulisan yang diadakan Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting Banyuanyar untuk menyambut milad ke-22 FLP, Senin (25/2).
Di tengah ratusan santri yang hadir, Nurus membahas seputar santri milenial. Pokok materi bahasan tersebut merupakan tema yang sudah disedikan panitia pelaksana.
Menurutnya, sejarah telah mencatat peran santri dalam mengabdikan diri bagi umat dan bangsa sejak periode penjajahan hingga periode kemerdekaan hari ini. Bahkan santri telah mampu mewarnai berbagai dinamika kemajuan bangsa dengan mahakarya dan berbagai kontribusi aktif di dalamnya.
Setidaknya ada tiga hal yang harus santri lakukan dalam mempersiapkan dirinya agar bisa menjadi pelaku sejarah serta pelopor kemajuan peradaban di Indonesia berdasarkan realitas yang ada.
Pertama, persiapan yang harus dilakukan santri yaitu santri harus memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi dan daya nalar kritis dalam menyikapi setiap persoalan yang ada.
Keilmuan santri harus mampu menyesuaikan dengan keadaan zaman, sehingga tidak lagi dikotomi antara keilmuan dunia dan keilmuan akhirat.
“Kedua, persiapan yang harus santri santri lakukan yaitu memiliki skill entrepreneur yang mumpuni dan terampil dalam melihat peluang bisnis,” katanya.
Dia menjelaskan, potensi pasar Indonesia yang sangat besar diiringi laju pertumbuhan ekonomi yang pesat serta menjamurnya start-upbisnis dari kalangan pemuda harusnya direspon juga dengan sigap oleh kalangan santri.
“Santri zaman now tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan, akan tetapi harus sukses juga dalam entrepreneur,” semngatnya.
Dari itu, maka sudah sepatutnya, santri tidak hanya belajar membaca kitab kemudian menghukuminya saja, lebih dari itu santri harus bisa mengaktualisasikannya. Harapan besar lainnya juga santri bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kemudian yang ketiga, persiapan yang harus dilakukan santri yaitu bahwa santri harus bisa berdiri di atas keteguhan dan keistiqomahan memegang prinsip karakteristik santri.
“Maraknya kenakalan remaja, kasus kriminal, dan merosotnya moral para pelajar di Indonesia yang diakibatkan kurangnya pendidikan berbasis karakter seharusnya tidak dialami oleh santri,” tandasnya.