UNASMAN Resmi Jadikan Tamangalle Desa Binaan

  • Whatsapp

Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN) Polman resmi menjadikan Desa Tamangalle sebagai desa binaan sejak 16/05/2017, saat penandatangan nota kesepahaman di Gedung Aula Desa Tamangalle Kecamatan Balanipa Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Acara tersebut, dihadiri unsur pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, diwakili oleh Sekretaris Daerah, H Andi Ismail AM, MP. Turut pula hadir Camat Balanipa, Arifin Halim, Kapolsek, beserta seluruh unsur pimpinan Unasman.

Sekda Polewali Mandar, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Unasman, yang telah peduli dan menunjukkan eksistensi sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi menaruh harapan agar kerjasama segera ditindaklanjuti, tidak seperti institusi sebelumnya, sudah MoU lantas tidak ada tindak lanjut, tandas mantan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Polewali Mandar.

Program Desa Binaan ini mengkhusus pada pencapaian program unggulan serta visi misi desa. Kepala Desa Tamangalle, Husain Nawawi, menuturkan desa saat ini sulit berkembang tanpa pendampingan, sehingga Tamangalle menjalin kemitraan sehingga, program unggulan desa untuk pengembangan wisata budaya, Perkampungan Tenun Sutera Mandar, dan berbagai program unggulan lainnya, dapat terwujud lebih cepat.

Rektor Unasman, Dra. Hj. Chuduriah Sahabuddin, M.Si menegaskan kerjasama ini merupakan manifestasi dari Tri Darma Perguruan Tinggi, bidang pengabdian masyarakat, dan telah tertuang dalam Rencana Strategis Pengabdian Masyarakat,

Kegiatan yang dilakukan ini bukanlah tiba-tiba, namun telah direncakan, kandidat doktor sosiologi UNM ini menambahkan, perencanaan dilakukan hingga MoU hari sudah dibicarakan sejak 2016, bahkan dosen dari 12 prodi telah ditugaskan melakukan observasi, sehingga melahirkan program kerja ke depan.

Kegiatan dipadati warga desa tersebut, dirangkaikan peletakan batu pertama pemugaran situs sejarah Mandar, yaitu pemasangan pagar kompleks makam Raja Balanipa ke-25.

“Tentunya hal ini merupakan langkah kepedulian kampus bagi situs sejarah sekaligus bentuk persuasif bagi pemerintah daerah agar lebih peduli terhadap kegiatan pemugaran situs sejarah yang sarat makna tersebut”, tegas anggota dewan pendidikan Provinsi Sulbar ini. (basri/yahya)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *