Adara Hadirkan Wartawati Muda Palestina Dalam Online Press Gathering

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Media memiliki peran besar menyebarluasan informasi ke berbagai penjuru termasuk dalam perjuangan kemerdekaan Palestina. Hanya saja karena dalam kondisi terjajah dan blokade zionis Israel, bukanlah hal yang mudah buat para awak media memberitakan apa sebenarnya yang terjadi Palestina.

Rabu lalu, Adara Relief International (Adara) berkesempatan mengundang rekan-rekan media dalam Online Press Gathering yang menghadirkan Bushra Jamal Ath-Thawil, wartawan perempuan Al Quds yang pernah empat kali ditawan tentara zionis Israel.

Bushra merupakan jurnalis asal Palestina yang termotivasi untuk memberitakan apa yang terjadi di negaranya. Motivasi itu muncul dari kisah kelam keluarganya yang berulang kali ditawan tentara zionis Israel.
Sampai usia 6 bulan, ayah Bushra dideportasi. Kemudian dalam kurun waktu 14 tahun, ayahnya ditangkap delapan kali sebagai tahanan administratif. Penangkapan tahanan administratif adalah sebuah kondisi dianggap darurat, dimana negara dapat memberlakukan undang-undang darurat sehingga militer Israel memiliki hak menangkap siapa saja tanpa alasan atau dakwaan apapun. Bahkan pengacara tidak bisa memberikan bantuan hukum karena tuduhannya tidak jelas.

Bushra juga pernah menjadi tawanan Israel. Bahkan pada saat dia mengalami sakit keras. Dalam kondisi demikian, dia sulit mendapatkan perawatan yang memadai karena rumitnya aturan militer Israel. Para tawanan lainnya lambat laun mengalami gangguan kejiwaan karena mendapatkan perilaku yang tidak pantas selama di penjara.

Akibat penderitaan itu, Bushra termotivasi mempelajari ilmu jurnalistik guna mengubah kondisi tawanan dan penderitaan yang mengungkung keluarga. Dia ingin menyuarakan penderitaan ini melalui media agar sampai ke seluruh penjuru dunia.

Setelah lulus dari Modern University College di Ramallah 2013, Bushra meluncurkan organisasi Aneen al-Qaid Network, sebuah wadah media yang peduli dengan permasalahan tawanan Palestina. Organisasi ini beranggotakan para mantan tawanan, jurnalis, ahli hukum dan aktivis kemanusiaan laki-laki dan perempuan.

Aneen menjalankan visi mereka dalam menyuarakan permasalahan Palestina sehingga membekas dalam benak dan hati umat. Melalui media massa di antaranya Al Jazeera, Al-Aqsa TV dan media online lainnya, Bushra mengabarkan mengenai kondisi para tawanan dan penderitaan mereka di balik jeruji besi.

Aneen juga telah menyelenggarakan puluhan acara dialog dan kegiatan lapangan yang kemudian menginformasikan mengenai kondisi dan penderitaan para tawanan, bahkan mereka juga melakukan kunjungan ke rumah keluarga tawanan.

Bushra berharap insan media khususnya di Indonesia bisa bekerja sama menjadi penyambung informasi tentang realita persoalan di Palestina Semoga semakin banyak media yang mengedukasi dan memberitakan kebenaran karena menulis untuk Palestina berarti menulis untuk keadilan.

Dalam Online Press Gathering yang diikuti lebih dari 70 partisipan terdiri dari insan media nasional, organisasi masyarakat, dan komunitas Mitra Adara, Sri Vira Chandra selaku Ketua Adara berterima kasih atas keterlibatan rekan media nasional yang telah membersamai Adara selama ini, dengan membuat konten edukasi mengenai Palestina.

Dia menceritakan mengenai pernyataan seorang wartawan senior Inggris, Dr Yvonne Ridley mengenai revolutionary act of the journalist yang menginspirasi. “Generasi-generasi yang akan datang selalu mencari info-info terbaru yang lebih valid. Ini menjadi kesempatan buat kita untuk menulis ulang sejarah yang diputarbalikan. Tulisan kita saat ini menjadi referensi bagi generasi ke depan tentang fakta yang terjadi di Palestina.” kata Sri Vira.

Adara Relief International adalah lembaga penyalur bantuan Palestina, khususnya untuk perempuan dan anak-anak yang merupakan pihak paling rentan terdampak penjajahan di wilayah tersebut. Adara didirikan 14 Februari 2008 atas inisiasi Alm Ustazah Yoyoh Yusroh. Saat ini Adara menghimpun dukungan Indonesia untuk Palestina melalui tiga kegiatan utama yang dilakukan sepanjang tahun, yaitu sosialisasi, edukasi, dan donasi yang digalang melalui 22 komunitas binaan yang tersebar di seluruh Indonesia, Gerakan Koin, media online dan acara-acara offline. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait