Angka Positif Covid-19 Masih Tinggi, Mufida: Masifkan Uji PCR dan Disiplin PSBB

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Penambahan kasus harian yang masih fluktiatif secara implisit menunjukkan penyebaran wabah virus Corona (Covid-19) di Indonesia masih dalam tahap serius. Bahkan, Sabtu (9/5) penambahannya 553 kasus, dan angka tertinggi sejak kasus virus mematikan ini diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal Maret lalu.

Legislator dari Dapil Jakarta Selatan, Pusat dan Luar Negeri, Dr Hj Kurniasih Mufidayati, Senin (11/5) pagi mengatakan kekhawatiran atas penambahan kasus Covid-19 semakin menyebar ke berbagai daerah. Apalagi, daerah itu tidak didukung fasilitas kesehatan memadai untuk menanganinya. Karena itu, mata rantai penyebaran covid-19 ini harus diputus sesegera mungkin dengan langkah-langkah cepat yang tepat.

Anggota Komisi IX DPR RI bidang kesenhatan dan tenaga kerja yang akrab disapa Mufida ini dari menambahkan, satu sisi temuan kasus yang cukup banyak ini menunjukkan bahwa pengujian yang dilakukan semakin banyak sehingga temuan kasus positif juga semakin banyak.

Menurut Mufida, temuan kasus positif melalui pengujian dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) ini menjadi kunci untuk melakukan langkah lanjutan memutus penyebaran virus. Karena itu dia meminta agar pengujian dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) ditingkatkan.

“Perlu dilakukan pengujian secara massif agar segera terdeteksi kawasan atau wilayah yang rawan penularan seperti pemukiman padat di perkotaan dan daerah yang menjadi tujuan pemudik termasuk di pedesaan, mengingat sebagian warga sudah mudik menjelang Ramadhan dan ketika kehidupan di perkotaan dirasakan semakin sulit,” kata Mufida,

Dikatakan dia, sampai saat ini pengujian menggunakan PCR masih relatif sedikit di Indonesia. Banyak pihak hanya melakukan pengujian melalui rapid test dengan antigen. Berdasarkan data Worldmeter per 10 Mei misalnya, Indonesia baru sekitar 579 tes per 1 juta populasi.

Malaysia sudah 7.938 tes per 1 juta populasi. “Philipina yang kondisinya relatuf sama dengan kita, sudah mampu melakukan 1489 tes per 1 juta penduduk. Colombia sudah melakukan 2.848 tes per 1 juta penduduk,” kata perempuan kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 19 Pebruari 1970 ini.

Lebih jauh dikatakan, sampai 10 Mei atau 2 bulan 8 hari dari pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia, pengujian dengan PCR di tanah air baru dilakukan terhadap 113.452 spesimen dengan tingkat positif mencapai 12,4 persen. Idealnya uji PCR dilakukan terhadap 1 persen penduduk suatu negara sehiungga Indonesia dengan penduduk 270 jiwa, pengujian dengan PCR dilakukan terhadap 2,7 spesimen di daerah-daerah yang ditemukan kasus positif. Apalagi saat ini laboratorium yang sudah bisa melakukan pengujian dengan PCR ini 70 lab meski itu masih banyak di kota besar khususnya di Jakarta dan pulau Jawa.

Untuk itu Mufida meminta pemerintah segera melakukan upaya tes secara massif menggunakan PCR dengan dukungan penyediaan reagen, Virus Transport Media (VTM) maupun petugas lab yang sudah melalui pelatihan untuk melakukan pengujian.

Semua sumber daya yang dimiliki perlu dikerahkan untuk meningkatkan jumlah pengujian agar besaran dan wilayah penyebaran covid-19 ini bisa segera diketahui dan dapat dilakukan langkah-langkah yang efektif untuk memutus mata rantai penyebaran. Tanpa melalukan pengujian PCR yang masih, lanjut anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, masih sulit mendapatkan gambaran yang sebenarnya dari perkembangan dan penyeran Covid-19 di Indonesia.

Jika tes masif berbasis PCR ini tidak segera ditingkatkan, Mufida khawatir, akhir dari pandemi Covid-19 di Indonesia ini akan berlangsung panjang dan periode pemulihan masih bakal lama. Selain tes masif PCR, lanjut Mufida, pemerintah juga harus mempercepat hasil tes Laboratorium. Masih banyak korban yang meninggal, terpaksa dimakamkan dengan proses Standard Operating Procedure (SOP) Covid-19, karena hasil tesnya belum keluar. Demikian juga pasien maupun keluarga pasien positif covid-19 yang masih harus lama menunggu hasil tes yang menyebabkan aktivitasnya terhambat.

Selain itu, Mufida juga meminta Pemerintah mendisiplinkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bukan malah melakukan relaksasi, mengingat angka penambahan pasien Covid-19 masih terus meningkat tajam tiap hari belakangan ini. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait