BI Jatim: 2017 Pertumbuhan Kredit dan DPK Jatim Semakin Membaik

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur menunjukkan kinerja yang membaik. Hal ini terdorong oleh akselerasi konsumsi domestik serta meningkatnya kinerja ekspor luar negeri pada triwulan IV 2016.

Bank Indonesia Jawa Timur memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dapat mencapai level 5,5 – 5,9% pada tahun 2016, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi permintaan, konsumsi diperkirakan terakselerasi seiring dengan peningkatan consumer confidence yang dipengaruhi oleh faktor seasonal di akhir tahun dan terciptanya kondisi stabilitas perekonomian (nilai tukar yang stabil dan inflasi yang rendah).

Selain itu, kinerja ekspor diperkirakan meningkat, didorong oleh peningkatan ekspor ke USA dan Tiongkok. Sedangkan, investasi diperkirakan melambat namun masih sejalan dengan perkiraan.

Dari sisi penawaran, kinerja pertanian diperkirakan meningkat sesuai pola musiman. Sektor industri pengolahan diperkirakan terakselerasi untuk mendukung peningkatan domestik dan external demand.

Kinerja sektor perdagangan diperkirakan meningkat sesuai dengan perkiraan, terutama didorong oleh perdagangan besar. Sementara itu, kinerja sektor konstruksi diperkirakan melambat ditandai perlambatan konsumsi semen.

Inflasi Jawa Timur pada tahun 2016 diperkirakan pada kisaran 2,6% – 2,8% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan batas bawah target inflasi nasional (4±1%).

Inflasi Jawa Timur yang relatif stabil sepanjang tahun 2016, didorong oleh stabilnya inflasi inti, terjaganya inflasi administered price dan trend penurunan inflasi volatile foods.

Rendahnya inflasi komoditas pangan strategis didorong oleh upaya stabilitas harga yang semakin baik, melalui perbaikan pola produksi, operasi pasar, maupun efisiensi rantai distribusi.

Bank Indonesia Jawa Timur dan TPID Jawa Timur telah melakukan upaya pengendalian inflasi dengan mengacu pada 5 (lima) pilar strategi utama.

Pertama, Penguatan Kelembagaan, melalui penyusunan roadmap pengendalian inflasi Provinsi Jawa Timur serta roadmap pengendalian inflasi di 16 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang bertujuan agar program-program pengendalian inflasi sejalan dengan arah dan sasaran inflasi nasional.

Kedua, Produksi, Distribusi dan Konektivitas, melalui penandatanganan Kesepakatan Bersama Kerjasama Pengembangan Ekonomi, Pengendalian Inflasi, dan Pengembangan Produk Unggulan Daerah antara Gubernur Jawa Timur dengan 16 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam upaya efisien rantai distribusi pangan.

Ketiga, Regulasi & Monitoring, melalui sinergi kebijakan TPID dalam pengendalian harga, antara lain melalui 6 Paket Kebijakan dalam rangka memastikan stabilitas harga menjelang Ramadhan & Lebaran dan Operasi Pasar mandiri yang dilakukan oleh instansi terkait dalam rangka mengawal terjaganya stabilitas harga menjelang Natal dan Tahun Baru.

Keempat, Kajian & Informasi, terus mengupayakan pengembangan Sistem Informasi secara terintegrasi dan komprehensif guna mengoptimalkan fungsi pemantauan dan pengendalian Inflasi di Jawa Timur.

Kelima, pengendalian ekspektasi, melalui sinergi pengendalian ekspektasi secara massive dan serentak oleh seluruh TPID di Jawa Timur, baik melalui media cetak dan media elektronik.

Kondisi sistem keuangan Jawa Timur masih ditopang oleh ketahanan sistem perbankan yang terjaga. Sampai dengan November 2016, stabilitas sistem keuangan menunjukkan perbaikan yang tercermin melalui penurunan rasio NPL dan peningkatan likuiditas perbankan.

Rasio NPL menurun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2,75%, namun perlu diwaspadai tren peningkatan NPL korporasi.

Kinerja intermediasi perbankan Jawa Timur pun masih terjaga dan membaik dibandingkan periode sebelumnya. Ketahanan likuiditas bank-bank berkantor pusat di Jatim tercatat relatif baik yang tercermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masih berada dibawah thresholdnya.

Posisi aset perbankan pada bulan November 2016 tercatat meningkat dari 6,77% (oktober 2016) menjadi 8,14% (yoy) dipengaruhi peningkatan kredit dari 7,62% (oktober 2016) menjadi 8,68% (yoy).

Peningkatan penyaluran kredit turut dipengaruhi peningkatan Dana Pihak Ketiga dari 8,24% (oktober 2016) menjadi 10,30% (yoy).

Ke depan, sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makro prudensial yang telah dilakukan sebelumnya, pertumbuhan kredit dan DPK diperkirakan semakin membaik pada tahun 2017. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *