BMKG dan BI NTT Gelar Sekolah Lapang Iklim di Kabupaten Kupang

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG kembali melakukan kolaborasi kegiatan Sekolah lapang Iklim (SLI) tematik bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sekolah Lapang Iklim kali ini mengangkat tema “Gerakan Petani Sadar Iklim, untuk Ketahanan Pangan Nasional”.

Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu lokasi mitra binaan Bank Indonesia (BI) NTT, yaitu GS Organik di Jalan Nomelaktosi – Matani, Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Selasa (4/10/ hingga Rabu (5/10), yang diikuti peserta sebanyak 40 orang.

Ada yang berbeda dari kegiatan SLI tematik kali ini, dimana para peserta terdiri dari beberapa kelompok tani yang berada di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang, diantaranya Kelompok Tani GS Organik Kabupaten Kupang, Kelompok Tani Sehati Kota Kupang dan Kelompok Tani Noetnana Kota Kupang dari lintas generasi.

Adapun peserta didominasi oleh para petani milenial.
Pembukaan SLI Tematik ini dilakukan secara hybrid dan luring dengan dihadiri oleh beberapa pejabat tingkat pemerintah daerah dan pemerintah pusat seperti Kepala UPT Bidang Hortikultura Provinsi NTT, Kepala Desa Penfui Timur, para Kepala Unit Pelaksana Teknis BMKG yang berada dilingkungan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG melalui Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan serta Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji, dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan SLI Kolaborasi Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG bersama Perwakilan Bank Indonesia NTT, bahwa akhir-akhir ini cuaca maupun iklim mengalami pergeseran dari kondisi normalnya yang ditandai dengan beberapa kondisi ekstrim yang kerap terjadi di wilayah NTT seperti kekeringan, kejadian hujan lebat di periode musim kemarau hingga kejadian ekstrim yang paling menggemparkan dan membekas di pikiran masyarakat NTT adalah Siklon Tropis Seroja.

Ia menambahkan, salah satu komitmen utama BMKG khususnya Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang adalah melakukan kegiatan Sekolah Lapang Iklim baik tematik maupun operasional dengan berkolaborasi bersama lembaga pemerintah/swasta dan pelaku usaha yang memiliki konsep yang sama dalam peningkatan literasi dan edukasi, terkait informasi cuaca dan iklim. Sehingga dapat memperkuat ketahanan pangan, baik tingkat provinsi maupun tingkat nasional yang kemudian akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

Kegiatan SLI kolaborasi ini dibuka Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT Daniel Agus Prasetyo.

Daniel Prasetyo, dalam sambutannya mengatakan, lapangan usaha pertanian menjadi penopang utama perekonomian di NTT sebesar 29.17% pada tahun 2021. Sejalan dengan hal tersebut, BI senantiasa mendukung sektor-sektor penopang perekonomian melalui 3 pilar yaitu: pertama, Korporatisasi atau kelembagaan – pilar pertama ini adalah mendorong setiap kelompok untuk memiliki ijin yang memadai agar menikmati berbagai fasilitas dan dukungan dari pemerintah. Kedua, Pengembangan Kapasitas SDM – pilar ini difokuskan untuk adanya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk memahami informasi iklim yang dikeluarkan oleh Stasiun Klimatologi NTT, dan Ketiga, Pembiayaan – setelah pilar pertama dan kedua telah dilalui maka pilar ketiga ini merupakan yang tidak kalah penting untuk kelangsungan usaha pertanian, dimana BI akan memfasilitasi kelompok tani untuk bisa mendapatkan akses modal dari lembaga perbankan.

Beliau juga menyampaikan harapan yang besar atas kegiatan SLI Kolaborasi BMKG – BI ini dapat membantu para petani dalam merencanakan periode musim tanam hingga dapat menentukan waktu panen yang tepat sehingga dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian yang lebih baik lagi di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan ekonomi tercapai dan menjaga inflasi tetap terjaga.

Beberapa materi yang yang disampaikan dalam kegiatan SLI ini diantaranya, Pengenalan Unsur-unsur Cuaca dan Iklim dan Proses Pembentukan awan dan hujan, Pengenalan alat-alat meteorologi yang digunakan sebagai dasar adanya informasi iklim, kemudian materi terkait Kearifan Lokal dan kaitannya terhadap informasi iklim yang dikeluarkan oleh BMKG, kemudian materi terkait Pemahaman dan Pemanfaatan Informasi Iklim, kemudian materi terkait Neraca Air Lahan, kemudian Pemahaman Informasi Iklim Ekstrim.

Yang paling menarik dari kegiatan kolaborasi ini Bank Indonesia KPw NTT menghadirkan lembaga perbankan nasional (BUMN) yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk memberikan ruang dalam menyampaikan informasi terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan, setelah masyarakat atau petani muda ini memahami informasi tentang cuaca/iklim mereka mampu mendapatkan modal usaha melalui lembaga keuangan.

Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. NTT juga memberikan materi mengenai bagaimana peran petani sebagai pahlawan yang selalu berkontribusi untuk ketahanan pangan nasional sehingga inflasi tetap terjaga untuk tercapainya stabilitas ekonomi suatu negara. Materi yang disampaikan juga mencakup bagaimana petani di era digital seperti saat ini juga dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas SDM dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan, baik pengetahuan perubahan Iklim maupun pemanfaatan teknologi pertanian. Adapun materi lainnya adalah mengenai sistem pembayaran di Indonesia yang dikembangkan oleh BI yaitu sistem pembayaran menggunakan QR Code Indonesia Standard (QRIS). (*)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait