Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman: Pertamina Jangan Salah Pilih Rekanan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Sejumlah pihak menyorot dan mengingatkan Pertamina lebih berhati-hati dalam pelaksanaan tender pembangunan pusat produksi olefin dan aromatik di Kompleks PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Desa Remen, Kecamatan Jeru, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.


Dari proses lelang yang sudah berlangsung, tim tender menyatakan, dua konsorsium maju ke tahap selanjutnya. Keduanya adalah Hyundai Engineering Co., Ltd bersama PT Rekayasa Industri, PT Enviromate Technology International dan Saipem S.p.A serta konsorsium Technip Italy S.p.A bersama Technip Indonesia dan PT Tripatra Engineers and Construction


Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, meminta Pertamina untuk berhati-hati dalam menentukan pemenang tender.
“Performance EPC yang ditunjuk sangat menentukan hasil dari proyek tersebut. Pembangunan dan investasi Pertamina di proyek-proyek strategis nasional seperti GRR, RDMP dan Olefin Plant, harus berjalan baik,” ucapnya.


Ia mengingatkan, agar Pertamina tidak lagi ‘kecolongan’ dengan memilih rekanan penggarap proyek yang tidak memenuhi persyaratan, salah satunya pengalaman dalam mengerjakan proyek sejenis.
“Pertamina harus selektif dalam menentukan pemenang tender sesuai dengan syarat dan ketentuan yang sudah dibuat,” tandasnya.
Yusri  juga meminta, agar Pertamina mengawasi proyek pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan setelah salah satu mitra kerja mereka, Hyundai Engineering Co., Ltd., terjerat kasus suap PLTU Cirebon.


Karena menurutnya, pengawasan terhadap pembangunan RDMP Balikpapan penting karena proyek ini merupakan salah satu proyek stategis nasional. Kelancaran pengerjaan proyek ini sesuai target akan mempercepat perwujudan ketahanan energi nasional.
“Hyundai ini menjadi bagian dari konsorsium di Balikpapan. Pertamina harus awasi ini,” imbuh Yusri.


Penunjukkan EPC yang tidak memiliki track record yang baik di kilang RDMP Balikpapan yang memang sejak awal diduga penuh rekayasa, membuat Pertamina kehilangan kepercayaan dari para investor yang semula berniat untuk menanamkan modalnya di proyek ini.
Ia menandaskan, sejumlah investor asing juga para kreditur tidak yakin dengan kinerja EPC Hyundai di RDMP Balikpapan, baik dari sisi kualitas maupun time of delivery.


“Di tengah pasar yang sangat lesu dan dalam situasi peminat investasi kilang sangat terbatas, maka Pertamina seharusnya jangan bermain-main dalam penunjukkan EPC,” saran Yusri.
Dalam pandangan Yusri, Pertamina harus paham ‘selera’ calon investor. Jika tidak, maka akan seperti sekarang. Pertamina akan terus menggunakan dana ekuitasnya sendiri untuk membiayai proyek-proyek itu lantaran belum adanya investor yang masuk menjadi mitra.
Yusri secara tegas menekankan bahwa proses seleksi EPC TPPI Tuban harus benar-benar transparan dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, yakni memiliki teknologi, pengalaman dan harga terbaik.


”Pertamina jangan lagi mengulang kesalahan yang sama di TPPI Tuban seperti kejadian di RDMP Balikpapan. Hentikan permainan kotor saat tender. Tunjukkan sistem lelang yang akuntable, profesional dan menjamin terpilihnya bidder terbaik dari segi teknologi, pengalaman dan harga,” ujarnya.


Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama sempat menyampaikan kekecewaan Presiden Joko Widodo yang ingin membangun kilang minyak namun keinginan itu tak pernah terwujud.
Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnam, mengaku Presiden Jokowi sudah berkali-kali meminta membangun kilang ataupun memperbarui kilang sejak dipilih jadi presiden 2014 silam. 
Menurutnya ada hal janggal di Pertamina. ”Pejabat di Pertamina sejak lama adalah orang dengan pendidikan tinggi semua. Saya heran membangun kilang saja tidak bisa,” katanya.


Dalam sebuah video yang diunggah di channel Youtube, Ahok juga mengungkap pemenang tender pembangunan RDMP Balikpapan adalah SK Korea, namun pengerjaannya justru dilakukan oleh PT Rekayasa Industri dan Hyundai engineering Co., Ltd., yang belum memiliki pengalaman.
”Ibaratnya kita punya mobil Formula One, tapi yang yang mengendarai sopir go car. Ya mana bisa jalan?” ucap Ahok dalam video tersebut mengibaratkan pengerjaan proyek pembangunan RDMP Balikpapan. (Ros).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait