Elektabilitas Azrul Vs Lia Bertarung Ketat Sebagai Bakal Calon Wakil Walikota Surabaya

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Accurate Research and Consulting  Indonesia (ARC Indonesia) kembali merilis hasil survei terbarunya untuk Pilkada Surabaya tahun 2020. 
Menurut Direktur ARC Indonesia, Baihaki Siraj, pihaknya melakukan survei sejak 7 juli – 14 Juli 2020, dengan mengambil sample 400 responden, margin error +/- 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. 


” Survei ini tujuannya mengukur elektabilitas bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota Surabaya, mengukur preferensi pemilih pada Pilkada Surabaya 2020,” jelas Baihaki lewat rilis yang diterima redaksi.
Dan berdasar survei yang dilakukan di posisi Bakal Calon Wakil Walikota Surabaya, secara elektabilitas ada nama Azrul Ananda (Anak Dahlan Iskan) serta Lia Istifhama (Ponakan Khofifah Indar Parawansa) yang bersaing ketat. ” Temuan  kita di Bakal Calon Wakil Walikota ini menarik, elektabilitas Azrul dengan Lia ini beda tipis, Azrul 19,43 % sedang Lia 17,06 %,” urai Baihaki. 
Kemudian lanjut Baihaki, berikutnya disusul Dwi Astutik 13,27%, Dyah Katarina 10,43%, Gunawan 7,58%, Arzeti Bilbina 6,16%, Vinsensius Awey 2,84%, Zahrul Azhar Assad 2,37%, Siti Anggraeni Hapsari 1,90%, dan tidak jawab/tidak tahu sebesar 18,96%. 


Kemudian untuk Bakal Calon Walikota Surabaya Elektabilitas Eri Cahyadi 38,39%, disusul Machfud Arifin 28,44%, Wisnu Sakti Buana 20,38%, Moch Yasin 11,37 % dan tidak menjawab 1,42%.
Baihaki menjelaskan, tingginya elektabilitas Eri Cahyadi tidak terlepas dari Risma Efek. Artinya, Eri dianggap Calon Walikota Surabaya yang didukung oleh Tri Rismaharini selalu Walikota Surabaya dua periode.
Akan tetapi, meski Eri unggul secara elektabilitas, namun dari segi popularitas justru Machfud Arifin lebih unggul. Yaitu Machfud Arifin 53,08%, Eri Cahyadi 51,18%, dan Wisnu Sakti Buana 44,55%. 


Meski begitu kata Baihaki, semua masih sangat dinamis dan masih sangat mungkin ada perubahan-perubahan. ”  Ini masih sangat dinamis ya, sebab hasil survei kami fixed voternya (pemilih yang memantapkan pilihan, artinya tidak merubah pilihannya) itu masih di bawah 10%,  sedang 92,89% pemilih masih sangat mungkin merubah pilihannya, bergantung pada dinamikanya seperti apa,” pungkasnya.

beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait