Forkopimda Trenggalek, Pastikan Kesiapan Rumah Singgah dan Observasi Bagi ‘Pemudik Nekat’

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com

Ditengah semakin meluasnya penyebaran wabah virus corona akhir-akhir ini, pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah terus melakukan imbauan agar para pemudik tidak memaksakan diri untuk pulang kampung. Diharapkan, ketika semua bisa saling menahan diri dan mematuhi anjuran pemerintah maka rantai penyebaran dari pandemi bisa diputus.

Namun begitu, ketika ada sebagian atau kelompok masyarakat yang tetap ngotot memaksakan diri pulang ke daerahnya tanpa menghiraukan imbauan pemerintah maka pihak otoritas dan jajaran di wilayah tetap harus memberikan fasilitasi. Karena bagaimanapun, mereka adalah warga dari negara yang wajib dilindungi hak-hak serta keperluannya. Salah satu diantaranya, dengan menyiapkan rumah singgah dan ruang observasi baginya.

“Kami sebenarnya tak bosan-bosan mengimbau segenap masyarakat untuk menunda mudik sementara waktu selama wabah Covid-19 ini berlangsung. Bahkan, pak Presiden Jokowi pun telah menjanjikan akan menggantikan waktu libur pada bulan Desember 2020 nanti,” sebut Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin usai meninjau lokasi rumah singgah dan ruang observasi di SMPN 1 Pogalan, Kecamatan Pogalan, Rabu (15/4/2020).

Diharapkan, lanjut dia, dengan kesadaran pribadi masyarakat mau menunda mudik dan mengganti silaturahmi serta penghormatan kepada keluarga ini dengan menggunakan tekhnologi informasi. Bisa menggunakan sarana virtual atau komunikasi lainnya. Tetapi, disaat ada yang nekat tetap pulang ke daerah asal, konsekuensinya harus mau mengikuti posedur yang telah ditetapkan.

“Yakni, diisolasi dulu di rumah singgah dan observasi bagi mereka selama kurang lebih 14 hari,” imbuhnya.

Dan untuk memastikan itu, bupati muda yang biasa di panggil Gus Ipin tersebut, bersama tiga pilar Forkopimda, Kapolres Trenggalek, AKBP Jean Calvijn Simanjuntak dan Komandan Kodim 0806 Trenggalek, diwakili salah satu Perwira staf-nya meninjau kesiapan rumah singgah dan ruang observasi di salah satu lokasi di Kecamatan Pogalan yakni, beberapa ruang kelas di SMPN 1 Pogalan.

“Ingat ya, ini adalah rumah singgah dan ruang isolasi. Jangan di asumsikan sebagai tempat observasi bagi para pasien positif Corona,” imbuhnya.

Didepan anggota Muspika Kecamatan Pogalan serta beberapa pemangku kebijakan di tempat tersebut, Gus Ipin memberikan arahan dan ‘briefing’ agar semua pihak bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga tidak ada lagi stigma buruk terhadap rumah singgah atau ruang isolasi ini, bahkan kepada mereka yang nantinya disinggahkan di tempat tersebut.

“Jangan ada stigma negatif kepada mereka dan tempat ini, karena tempat ini kita persiapkan untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona yang kemungkinan bisa terbawa oleh masyarakat yang melaksanakan mudik,” pesan suami Novita Hardini itu.

Selain itu, sambung dia, pemerintah ketika menentukan sebuah kebijakan pasti sudah melalui pertimbangan maupun kajian teknis lainnya. Jadi harus dihilangkan pemikiran-pemikiran negatif, bila ruang isolasi ini nantinya bisa menularkan wabah Corona baik kepada masyarakat sekitar ataupun para siswa bilamana nanti sudah masuk sekolah.

“Virus ini ada masa hidupnya, masa inkubasi 14 hari. Sehingga, setelah lebih dari masa itu Corona akan mati secara tersendiri. Selain itu, tim yang ditunjuk pastinya akan melakukan disinfeksi sebelum ruangan ini digunakan kembali,” jelas Gus Ipin.

Perlu diketahui, Kecamatan Pogalan menjadi fokus karena dalam catatan banyak pemudik yang akan datang dari beberapa tempat beresiko seperti Surabaya dan Malang. Jika ini di biarkan tanpa antisipasi, tentunya membahayakan bagi warga lain di sekitarnya. Sehingga, saat mereka tidak bisa melakukan isolasi mandiri dirumah, maka wajib kemudian diberikan tempat khusus.

“Ditempat ini, nanti kita siagakan 5 ruang dan masing masing ruang bisa menampung 5 sampai 6 bed.(tempat tidur). Sehingga bila difungsikan secara maksimal bisa menampung hingga 100 orang. Rumah singgah ini, juga akan dilengkapi dapur umum, yang logistiknya disediakan oleh Dinas Sosial. Namun yang masak nantinya kalau bisa UMKM setempat sehingga pelaku ekonomi disini tetap bisa tergerak,” urai bapak tiga putra ini.

Ketika disinggung mengenai mekanisme menghadapi kedatangan pemudik, Gus Ipin menuturkan bahwa tiap pemudik akan di observasi dahulu. Kemudian diberi alternatif pilihan, bisa melakukan isolasi mandiri di rumah atau di tempat yang telah disediakan.

“Siapapun yang pulang adalah saudara kita, sehingga akan tetap di layani. Akan tetapi, semua juga harus mematuhi protokol kesehatan. Jadi, dari pada nekat mudik namun tidak langsung ketemu keluarga karena harus tidur disini dahulu selama 14 hari, lebih baik tunda dulu balik kampungnya,” pungkasnya (her

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait