Fraksi PKS DPR Paparkan PR Dunia Pendidikan di Momen Hardiknas

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Dunia pendidikan Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) semua pihak yang tersangkut masalah pendidikan. Itu bukan hanya dari aspek kualitas kurikulum yang mampu mencetak siswa didik beriman, bertakwa, berakhlak mulia, menanamkan nilai-nilai kebangsaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga kecukupan sarana prasarana, disparitas standar dan kualitas, angka putus sekolah serta yang tidak kalah penting kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.

“Permasalahan itu sebagian sudah bertahun-tahun menjadi PR dan perlahan kita benahi dan perjuangkan lewat legislasi dan kebijakan pemerintah. Ada yang berhasil, ada pula yang terkendala. Kami simpulkan faktor penentunya ada pada kemauan politik atau politicall will,” kata Jazuili Juwaini.

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI ini mengungkapkan hal itu dalam keterangan tertulis kepada awak media, Minggu (3/5) pagi, terkait Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati 2 Mei setiaptahunnya.

Jazuli mengucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional untuk para pelajar, guru dan pendidik terutama mereka yang tulus mengabdi mencerdaskan generasi bangsa di tengah keterbatasan, pelosoknya medan, sulitnya akses, tidak mencukupinya sarana prasarana dan minimnya kesejahteraan, bahkan status honorer dengan gaji sangat kecil.

“Kepada mereka, kami dari Fraksi PKS seluruh Indonesia menaruh hormat dan apresiasi tinggi. Dengan segala kerendahan hati, itu semua menjadi kewajiban dan tanggung jawab kami memperjuangkan peningkatan kesejahteraan dan kualitas pendidikan nasional,” ungkap Jazuli.

Legislator Dapil II Provinsi Banten ini mengatakan sikap Fraksi PKS Insya Allah jelas dan tegas soal dunia pendidikan. Pertama, kurikulum harus mencerminkan visi pembentukan karakter siswa yang cerdas iptek, imtak, dan berwawasan kebangsaan. Di sini antara lain pentingnya pengajaran kembali nilai-nilai moral Panca Sila dan pemerataan serta pemanfaatan teknologi informasi untuk tujuan kemajuan dunia pendidikan.

Kedua, untuk mewujudkan pendidikan berkualitas dibutuhkan pendidik dan dosen yang terus meningkat kualitas serta terjamin kesejahteraannya. Di sini sikap Fraksi PKS sangat tegas, meminta negara mengangkat seluruh guru honorer, meningkatkan tunjangan guru dan dosen serta membekali guru dengan pelatihan dan keterampilan (sertifikasi) yang menunjang profesionalismenya sebagai pendidik generasi bangsa.

Ketiga, pendidikan berkualitas juga membutuhkan sarana prasarana yang memadai mulai dari kecukupan bahan ajar dan buku-buku, kelaikan sekolah dan ruang kelas, hingga kelengkapan yang layak bagi seluruh siswa didik. Dan hal itu harus dipenuhi secara merata hingga pelosok-pelosok daerah. “Kami sedih dan trenyuh menemukan banyak sekolah tidak layak bahkan nyaris roboh di sejumlah daerah. Kontras dengan kebanyakan sekolah di pusat kota dan pemerintahan. Hal ini harus benar-benar menjadi perhatian Pemerintah dan Kementerian.

Keempat, akses terhadap pendidikan harus terbuka luas buat seluruh anak usia sekolah di seluruh Indonesia. Karena pendidikan adalah hak seluruh warga negara, hak anak-anak, dan negara wajib memenuhinya. Untuk itu, Fraksi PKS tegas mendorong Pemerintah menuntaskan program wajib belajar serta memperluas akses pendidikan melalui pendidikan gratis dan beasiswa hingga pendidikan tinggi.

Fraksi PKS juga menyadari kualitas dan kemajuan suatu bangsa bahkan peradaban ditentukan bagaimana negara itu membenahi pendidikannya. Untuk itu, negara harus menempatkan pendidikan pada prioritas tertinggi karena impact dan multiflier efeknya terhadap pembangunan nasional di segala bidang tidak terbantahkan. Karenanya dibutuhkan politicall will yang kuat. “Selamat hari pendidikan nasional,” demikian Dr Jazuli Juwaini. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait