FSAI Pererat Hubungan Indonesia-Australia

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) akan semakin mempererat hubungan Indonesia dan Australia. Ini karena film-film yang ditampilkan dalam FSAI dapat mendekatkan masyarakat dari kedua negara karena mengangkat tema-tema yang unik tentang kehidupan, budaya, dengan lokasi syuting yang menarik.

“Australia adalah tetangga terdekat Indonesia, serta Jatim pada khususnya. Bahkan Jatim dan Australia Barat telah menjalin kerjasama Sister Province/State antara Jawa Timur selama 26 tahun. Dengan adanya festival film ini tentu semakin mempererat hubungan keduabelah pihak. Kita akan lebih memahami kehidupan dan budaya masing-masing”

Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol, Benny Sampirwanto yang hadir mewakili Wakil Gubernur Jatim dalam acara nonton bareng Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2017 di Surabaya Town Square Mall, Sabtu (5/2) malam.

Benny mengatakan, FSAI menjadi salah satu perekat hubungan Indonesia, dalam hal ini Jatim pada khususnya dan Australia. Masyarakat dari kedua negara sama-sama memiliki kecintaan akan film. Melalui festival ini, para generasi muda dari kedua negara saling mengekspresikan harapan, mimpi, dan tantangan yang dikemas secara menarik lewat film.

“Film adalah bahasa universal, dan ini menjadi perekat hubungan kedua negara yang telah berjalan harmonis selama 26 tahun. Keduabelah pihak telah menjalin sister province/state melalui kerja sama di berbagai sektor, seperti perdagangan, investasi, pendidikan, pertanian dan pariwisata” kata Benny.

Masih menurut Benny, Jatim merupakan provinsi yang paling tepat untuk menjadi mitra kerjasama. Pasalnya, dibawah kepemimpinan Gubernur Dr. H. Soekarwo dan Wakilnya, Drs. H. Syaifullah Yusuf, pemerintah memberikan jaminan bagi investor, yakni ketersediaan lahan, perijinan yang mudah, pasokan listrik yang cukup, serta tenaga kerja yang berkualitas.
“Itulah yang menjadikan ekonomi Jatim sangat bagus. Pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2016 mencapai 5,57%, berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional, sementara tingkat inflasi 2,74%, serta PDRB terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta yakni sebesar Rp.1.850 triliun” katanya.

Sementara itu, Sekretaris 1 Kedubes Australia di Jakarta, Greg mengatakan, FSAI 2017 dibuka sejak 26 Januari 2017. Tahun ini, festival tersebut akan diselenggarakan di tiga kota besar di Indonesia, yakni Jakarta (26-29 Januari) di XXI Senayan City, Makassar (28-29 Januari) di XXI Trans Studio, dan Surabaya (4-5 Januari) di XXI SUTOS.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, untuk pertama kalinya festival tersebut akan memamerkan karya enam finalis Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Australia Indonesia 2017, di mana perlombaan untuk para pemula tersebut telah dibuka sejak Oktober 2016.
Ke-enam judul film pendek terpilih adalah Ojo Sok-Sokan, Nunggu Teka, Deadline, It’s a Match, Outgrowth, dan Ibu dan Anak Perempuannya. Sedangkan pemenangnya adalah “Nunggu Teka” karya Mahesa Desaga yang berhak atas hadiah perjalanan ke Australia dan kesempatan menghadiri Melbourne International Film Festival.

“Film memperlihatkan karakter sebuah negara dan cerita mengenai bangsanya. Dan inilah yang menjadikan Australia dan Indonesia semakin dekat” pungkasnya.
Hadir pada kesempatan itu, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Heather C Variava, para penikmat film, para wartawan dan awak media, serta para dubes dari negara sahabat. (**)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *