Gerakan BISA di Talisayan, Hetifah: Hiu Totol Bisa Jadi Branding Wisata Berau

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan wakil rakyat dari Dapil Kalimantan Timur, Dr Hj Hetifah Sjaifudian sukses melaksanakan gerakan Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) di Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimatan Timur.

Gerakan BISA sebagai mitigasi dampak wabah pandemi virus Corona (Covid-19) dan meningkatkan kualitas serta daya saing destinasi pariwisata Indonesia baik dari sisi kebersihan, keindahan, kesehatan maupun keamanan.

Kegiatan yang dilakukan Senin (24/8) tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Kabupaten Berau, Agus Tamtomo, Direktur Pengendalian Strategis Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hasan Abud beserta jajaran Parekraf, Subroto dan Waris (DPRD Kabupaten Berau), Camat, Kapolsek dan Danramil Talisayan.

Pada kesempatan itu, Agus mengatakan besarnya potensi wisata Talisayan untuk kelak mampu bersaing di skala nasional maupun internasional. “Berdasarkan hasil studi konsultan pariwisata di Inggris, hiu totol merupakan hewan penghasil devisa terbesar di seluruh dunia. Jika dikelola dengan benar, Hiu totol bisa menghasilkan 50M rupiah per ekor pertahun. Sedangkan, dari sekitar 200 populasi hiu totol di Indonesia, di Talisayan ada 92 ekor. Sungguh potensi luar biasa”, kata dia dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Selasa (25/8) pagi.

Sedangkan Hasan Abud mengatakan, sebelum menjadi pariwisata nasional, peningkatan kembali geliat sektor pariwisata Talisayan di kala Covid-19 dapat dimulai dengan langkah memakai masker.

Gerakan BISA merupakan antisipasi protokol kesehatan karena kita semua tidak akan tahu kapan pandemi ini berakhir. Dengan adanya gerakan BISA, diharapkan protokol kebersihan sesederhana memakai masker dapat diterapkan secara disiplin di Talisayan.

“Sejauh ini, gerakan BISA sudah dilaksanakan di 64 lokasi, 16 propinsi, dan 38 kabupaten dan kota. Jika saya tidak memakai masker ketika menghadiri puluhan acara tersebut, mungkin kini saya sudah tertular,” ucap dia.

Hetifah yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI pada kesempatan itu mengingatkan pentingnya sinergi lintas sektor yang dilakukan untuk meningkatkan potensi Talisayan. Jalan yang kita lalui untuk menuju Talisayan dari Tanjung Redeb merupakan jalan provinsi tapi kondisinya berlubang-lubang.

“Tidak mungkin pariwisata akan berkembang kalau jalannya tidak mulus. Infrastruktur merupakan salah satu solusi, karenanya dibutuhkan kerjasama yang erat antara pusat dan daerah,” sorot perempuan berhijab yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

Ketua Panitia Kerja Pariwisata Komisi X DPR RI berharap Talisayan dapat menggabungkan peotensi pariwisata melalu sektor budaya dan tradisinya. “Kami di komisi X bukan saja fokus pada pariwisata, namun juga pada kebudayaan. Karena itu, potensi budaya, misalnya legenda mengenai hiu totol tadi bisa diangkat agar menjadi branding luar biasa,” demikian Dr Hj Hetifah Sjaifudian. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait