Hadiri Sarasehan Budaya, Walikota Madiun Ingin Ada Muatan Sejarah Lokal di Mapel

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Kota Madiun, Jawa Timur, kaya akan tempat-tempat bersejarah. Pemkot terus berupaya menghidupkan tempat-tempat itu agar tidak hilang dimakan zaman. Salah satunya, Sendang Gayam di Kelurahan Kartoharjo.

Lokasi sendang kini juga dimanfaatkan sebagai lapak UMKM kelurahan setempat. Harapannya, sendang semakin dikenal dan menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar.

‘’Anak-anak harus tahu semua sejarah lokal Kota Madiun. Ini penting. Jangan sampai generasi tua habis, anak-anak ini tidak tahu bagaimana sejarahnya dulu dan enggan melestarikan. Makanya, nanti akan kita masukkan ke pelajaran sekolah,’’ kata Walikota Madiun, H. Maidi, saat Sarasehan Budaya di Sendang Gayam, Jumat 15 Oktober 2021, malam.

Walikota menambahkan, ada banyak bagian dari sejarah Kota Madiun. Selain Sendang Gayam, sejarah Kota Madiun tentu tidak lepas dari masjid dan makam Kuncen serta Taman. Ada juga Kutho Miring dan lain sebagainya. Sejarah-sejarah lokal tersebut akan dimasukkan dalam pelajaran sejarah lokal di pendidikan.

Terkait hal ini, walikota akan segera menginstruksikan para sejarawan untuk menggali cerita berdasar literaturrnya.

‘’Ceritanya masuk pelajaran sekolah. Tempatnya kita perbaiki agar semakin menarik orang mau datang,’’ tuturnya.

Sementara itu salah satu sejarawan, Andrik Suprianto, menjelaskan, berdasar artikel yang diambil dari catatan Residen Madiun Lucient Adam tahun 1938, air dari Sendang Gayam dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Hal itu diperkuat dari cerita Bupati Wanasari yang meminta patihnya untuk mencari sendang tersebut guna mengobati istrinya yang sakit.

Saat itu, sekitar kawasan sendang memang dipenuhi hutan belantara lebat. Setidaknya butuh setengah hari untuk menemukan lokasi sendang di tengah hutan belantara tersebut.

‘’Ada dua sendang. Satu kecil satu besar. Airnya sangat jernih. Yang besar ada ikan dan penyunya. Sampai di lokasi disambut orang tua yang kemudian diketahui bernama Kiai Panggang. Sang kiai ini meminta patih tersebut untuk kembali dan istri bupati akan sembuh saat pulang,’’ ceritanya, sembari menyebut Kiai Panggang menghilang secara misterius.

Seiring waktu berjalan, areal hutan kawasan sendang dibabat atau dibuka. Setelahnya di kawasan itu muncul desa yang makmur dan tentram yang diberi nama Kertahardja.

‘’Nah, untuk mengenang Kiai Panggang, kemudian dilaksanakan bersih desa dengan selamatan ayam panggang setiap Suro atau Muharram,’’ pungkasnya. (Sumber Diskominfo/editor Dibyo).

H. Maidi (baju hitam).

beritalima.com

Pos terkait