Ketua DPD RI Dukung Indonesia Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Untuk menghemat minyak bumi, gas dan batu bara serta krisis listrik bagi pengusaha nasional termasuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang mendukung langkah pemerintah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

“Memang pembangunan PLTN di Indonesia merupakan inspirasi terpendam namun bila bicara nuklir selalu banyak rintangan. Padahal resikonya sangat kecil. Ini bukan masalah kehendak tapi kemauan,” ungkap Oesman dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (14/8).

Menurut pria yang akrab disapa OSO itu, sejauh ini Indonesia hanya bisa mengexport material mentah ke negara-negara lain. Itu yang menyebabkan Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara-negara lain seperti India dan China di bidang PLTN. “Mereka bisa mengintervensi negara pendistribusi material sehingga bisa lebih murah. Kita memiliki materialnya. Harusnya PLTN itu sudah terealisasi,” ulang OSO.

Senator asal Kalimantan Barat itu menilai, teknologi nuklir juga bisa menjadi warisan buat anak cucu bangsa ke depan sehingga bisa punya nilai tambah perekonomian hingga skill. “Jadi, harus berfikir sesuai kemajuan zaman. Kita harus ikut berfikir kekinian,” tutur dia.

OSO menyebut, Benkayang, Kalbar salah satu daerah yang layak dibangun PLTN. Untuk itu, dia menyampaikan pentingnya PLTN pada Pidato Kenegaraan 16 Agustus mendatang. “PLTN bisa menjadi pertimbangan bangsa ini kedepan. Saya akan sampaikan ini dalam Pidato Kenegaraan nanti,” jelas.

Dia juga optimis dengan hadirnya PLTN bisa merubah nuansa dunia. Kenapa begitu? Itu bisa meningkatkan profit margin Bangsa Indonesia ke depan. “Saatnya kita menghayati betul bagaimana bisa mengurangi beban rakyat. Dengan adanya industri nuklir ini bisa meningkatkan profit margin kita,” ujar OSO.

Staf Ahli Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Bidang Relevansi dan Produktivitas, Agus Puji Prasetyono mengatakan di Kalimantan Barat cocok dibangun PLTN. Selain kaya akan uranium, Kalbar juga bukan daerah gempa. “Persyaratan utama pembangunan PLTN adalah safety. PLTN sistem nuklir jauh lebih aman dari pembangkit lainnya. Jadi dapat dikatakan nuklir aman,” tegas dia.

Ditambahkan, dalam pembangunan PLTN, pertama memang harus bebas dari gempa. Kedua dekat dengan laut, dan ketiga jauh dari kawasan penduduk. “Kalbar kecil kemungkinan terjadi gempa. Karena itu, pengembangan PLTN sangat mungkin dilakukan di daerah itu.”

Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional Syamsir Abduh menambahkan tidak ada negara lain yang besar tanpa menggunakan secara bijak PLTN mereka. Karena disitu lah proses industrialisasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. “Maka kita harus belajar dari negara maju seperti Tiongkok.”

Secara garis besar, komitmen pemerintah Indonesia dengan Tiongkok sama dalam membangun nuklir 1965. Namun, Indonesia hanya menghabiskan waktu untuk diskusi, tidak ada keberanian untuk membangun PLTN. “Padahal sudah nyata PLTN memberikan dampak yang luas pada industrialisasi di suatu negara,” papar Syamsir.

Jenderal DPD RI Reydonnyzar Moenek menambahkan, intinya Kesekjenan DPD RI siap dalam memberikan dukungan baik itu bersifat administratif dan teknis operasional. “Namun sesuai amanah Ketua DPD RI, bahwa kita siap memberikan perhatian yang signifikan kelangsungan dari program pembangunan PLTN ini.”

Menurut Reydonnyzar, konsumsi listrik buat masyarakat sangat diperlukan. Namun, ada keterbatasannya. “Karena itu, kita mengapresiasi adanya PLTN ini khususnya di Benkayang. Tentunya semakin cepat akan semakin baik untuk diimplementasikan pembangunan PLTN,” demikian Reydonnyzar Moenek. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *