LaNyalla: Pembangunan Industri Kaca di Batang Angin Segar Buat TKI

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Indonesia segera memiliki industri kaca terbesar di Asia Tenggara yang akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Industri yang akan direalisasikan Mei 2021 tersebut bisa membantu para pekerja yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Rencana pembangunan industri kaca di Grand Batang City akan dilakukan KCC Glass Corporation, perusahaan Korea Selatan dengan nilai investasi Rp 5 triliun. KCC Glass Corporation memanfaatkan lahan 47 hektare yang proses pembangunannya dilakukan dalam dua tahap.

Untuk tahap pertama dilakukan di lahan 28 hektare. “Berdirinya industri kaca di Batang dan terbesar di Asia Tenggara dengan luas 40 hektare, menjadi angin segar bagi para pencari kerja akibat PHK di masa pandemi Covid-19,” ungkap Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di sela-sela masa reses di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/4).

Industri ini diperkirakan menyerap tenaga kerja 1.500 orang. Buat Senator asal Jawa Timur itu, ini merupakan peluang bagi tenaga kerja Indonesia.
“Yang penting penyerapan tenaga lokal lebih diutamakan, dan kebutuhan tenaga terampil dan terdidik pun harus terserap dengan maksimal.”

LaNyalla memastikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tak kalah dengan tenaga terampil dan pengawas dari luar negeri. Harus ubah mindset selama ini kalau Tenaga Kerja Asing (TKA) lebih baik dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

SDM kita banyak yang berkualitas, tenaga terampil dan pengawas baiknya dari tenaga lokal. Jangan lagi tenaga terampil dan pengawas didatangkan dari luar seperti yang selama ini terjadi. Dan, atur itu menjadi kebijakan melalui regulasi yang baik,” tambah LaNyalla.

Rencananya, KCC Glass membangun pabrik di KIT Batang dalam 2 tahun, sebab produsen kaca Korea ini menargetkan beroperasi 2024. Selain KCC, sejumlah perusahaan internasional lainnya juga akan membuka pabrik di KIT Batang dalam waktu dekat. Di antaranya LG Chem dan Wavin BV atau produsen pipa plastik asal Belanda.

KIT Batang mentargetkan dua atau tiga perusahaan melakukan ground breaking di kawasan 4.300 Ha itu. “Banyaknya perusahaan yang akan membuka pabrik di Batang menjadi kesempatan tenaga kerja Indonesia, sehingga diperlukan bibit unggul agar Indonesia siap dengan SDM berkualitas, khususnya di bidang industri perpabrikan,” kata LaNyalla.

Ia berharap sekolah-sekolah vocasional diharapkan mempersiapkan calon tenaga kerja yang terampil di dunia industri. “Dan, sekolah harus lebih akrab dengan dunia industri, bila memungkinkan ada MoU antara sekolah dengan perusahaan yang membuka pabrik di Indonesia. Pemerintah bisa menjembatani,” tutur dia.

LaNyalla mengapresiasi pemerintah yang berhasil menarik investor besar. Menurut dia, hadirnya pemain industri besar di tingkat internasional akan membuat daya saing Indonesia semakin tinggi. Itu juga membantu roda perekonomian Indonesia yang sempat terhempas dampak dari Covid-19.

“Perusahaan besar yang masuk ke KIT Batang, termasuk investor dari Korea ini tentunya merupakan salah satu dari strategi pemulihan ekonomi nasional. Jika sudah beroperasi akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait