JEMBER, beritalima.com | Masa pandemi Covid-19 sangat berdampak sekali terhadap perekonomian di masyarakat.
Apalagi, ditambah adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat oleh pemerintah, guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Namun, berbeda dengan Mohammad Yasin (39) warga Desa/Kecamatan Sukorambi, yang harus menambah pendapatan ekonomi keluarga, dengan budidaya tanaman Anting Putri Filipina.
Hampir sekitar 4000 meter persegi luas lahan miliknya, terletak di Desa Dukuh Mencek, Sukorambi, dipenuhi tanaman Anting Putri Filipina. Ditambah lagi, beberapa macam jenis tanaman lainnya.
Sedangkan untuk harga bervariasi, mulai dari puluhan ribu, ratusan ribu dan bahkan jutaan rupiah. Tergantung dari kualitas dan ukuran tanaman tersebut.
Untuk pemasaran secara online maupun offline. Dirinya memanfaatkan media sosial sebagai market, mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.
“Saya budidaya Anting Putri Filipina, karena ditengah pandemi seperti ini permintaan banyak sekali,” katanya, ditemui di lahan miliknya, Rabu pagi (11/8/2021).
Selain dibuat bonsai, tanaman ini juga bisa dinikmati keindahannya, dan juga memiliki kelebihan menambah oksigen di lingkungan sekitar.
“Terutama di daerah perkotaan, yang lahannya sempit. Jadi tanaman Anting Putri Filipina, menjadi solusi ditengah pandemi Covid-19,” terangnya.
Ditengah pembatasan aktifitas, Alumni STIA Pembangunan Jember menyampaikan, adanya tanaman ini bisa menjadi kesibukan di rumah.
“Khususnya ibu-ibu, barangkali mau cari kesibukan, bisa sambil budidaya dihalaman rumahnya,” tuturnya.
Sementara ini, Yasin mengaku, untuk peminat tanaman Anting Putri Filipina terbesar di wilayah Bali. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, nanti akan diikuti kota-kota besar di Indonesia.
Pria dua anak tersebut menyatakan, adanya pandemi Covid-19 tidak menjadi hambatan atau alasan, menambah kesejahteraan ekonomi keluarga.
“Apapun bentuk usahanya, kita harus semangat dan selalu konsisten,” tambahnya. (Sug)
