Peran Penting Masyarakat Dalam Penanganan Stunting, Ini Penjelasan Kapus Ngantru

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com- Saat ini di Indonesia masih terdapat banyak balita yang mengalami stunting. Dibutuhkan penanganan dan pantauan dari semua pihak yang terlibat, khususnya Posyandu dan Puskesmas.

Seperti halnya, di UPT Puskesmas Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, setiap bulan selalu mendata balita yang mengalami stunting.

UPT Puskesmas Ngantru sendiri membawahi 8 Desa yakni, Desa Bendosari, Ngantru, Pulerejo, Pojok Kepuhrejo, Mojoagung, Batokan, dan Mojosari. Setiap bulan, terdapat data penambahan dan pengurangan angka balita stunting.

Kepala UPT Puskesmas Ngantru dr. Dedi Hariyanto menyampaikan, intinya stunting kaitannya dengan perkara yang tidak bisa diselesaikan secara sendiri. Jadi, harus bersama-sama dengan stakeholder yang ada, semua pihak memberi dukungan untuk mengentaskan masyarakat dari stunting.

Menurutnya, mengacu pada himbauan dari Ketua TP PKK Kabupaten Tulungagung, jika bisa di wilayah Tulungagung zero stunting.

“Karena stunting itu nanti berdampak pada generasi yang akan datang, betul-betul menjadi generasi yang kualitas tatkala stunting itu bisa di tekan pada angka yang serendah-rendahnya,” ungkapnya. Selasa, (9/5/2023).

Diharapkan, karena ini merupakan tanggung jawab bersama, jadi seluruh stakeholder juga ikut dalam penanganan stunting. Pengetahuan masyarakat ditingkatkan, baik pengetahuan kaitannya dengan stunting, gizi, dan cara asuh anak. Sehingga, angka stunting bisa ditekan serendah mungkin.

“Jika semua pihak bisa bekerja dengan sebaik mungkin, kedepan angka stunting dapat diminimalisir,” harap Dedi.

Selain itu, untuk penanganan Posyandu di wilayahnya, Kapus mengatakan bahwa, Posyandu itu memang sudah terjadwal, tinggal disesuaikan sesuai jadwal kunjungan, terpenting dalam satu bulan semua sudah tercover .

“Intinya, untuk mengetahui stunting dari awal yang paling berperan utama adalah Posyandu. Tatkala anak itu mulai dari balita terutama 2 tahun pertama, harus datang ke posyandu secara tertib, Ditimbang berat badan dan diukur tingginya. Tentunya mengarah ke gizi yang kurang, sampai terjadinya stunting akan terdeteksi dari awal,” ucapnya.

Diterangkan, Jika terdeteksi dari awal, dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi stunting dan yang sudah stunting dilakukan penanganan sebaik mungkin untuk lepas dari stunting dan bisa segera normal kembali.

“Untuk tahun ini, di Puskesmas Ngantru terdapat 11 balita stunting, pakel, Pucung dan pojok, stunting tertinggi berada di desa Pojok yang notabene wilayahnya paling luas sendiri,” terang Kapus Dedi.

Sementara itu, terkait penyakit-penyakit lainnya, untuk beberapa bulan terakhir sulit diprediksi, periode terakhir ini sangat berubah dibanding sebelum adanya covid-19.

Biasanya, penyakit itu dapat diprediksi dan terbagi di beberapa tahapan. Di akhir bulan November-Desember, serta awal tahun di bulan Januari sampai Februari yang mendominasi penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan (ISPA).

Bergeser di bulan April sampai Mei, disaat musim kemarau dan banyak debu mengarah ke penyakit Diare, tetapi tahun ini tidak ada, dikarenakan hujan lebat masih sering turun.

“Untuk bulan Mei sampai Agustus, biasanya banyak menyerang orang-orang yang sudah lanjut usia (lansia) yaitu, pegel linu dan asam urat karena sudah memasuki musim dingin,” pungkasnya. (Dst).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait