JAKARTA, beritalima.com –
JANJI setia tujuh parpol dalam “Koalisi Kekeluargaan” untuk menghadang bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akhirnya pisah ranjang alias bubar, setelah PDIP mendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017. Enam partai tersisa juga tak kunjung sepakat memutuskan penantang Ahok.
Partai Demokrat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) serta Partai Amanat Nasional (PAN) membentuk poros baru sementara partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan poros sendiri.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Roy Suryo, menuturkan, empat partai tersebut menghasilkan dua skenario.
Pertama, mereka mempertimbangkan satu pasangan calon dari enam partai yang bukan pendukung Ahok-Djarot.
Sementara itu, opsi kedua adalah memunculkan dua calon dengan asumsi Partai Gerindra dan PKS mengusung calon berbeda.
“Empat partai sepakat untuk tetap menjaga apa yang sudah dikomitmenkan di Koalisi Kekeluargaan beberapa waktu lalu. Itu akan difinalisasi siang ini,” ujar Roy ketika dihubungi, Kamis (22/9/2016).
Dalam kesempatan terpisah, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan dirinya telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Kami membicarakan dua hal. Mematangkan kesepakatan Gerindra dan PKS. Kedua, membicarakan langkah-langkah untuk membangun kebersamaan dan kekuatan dengan empat partai lain agar Pilkada DKI lebih berkualitas,” tutur Sohibul, Kamis (22/9/2016).
“Insyaallah dalam sisa waktu ini kami bisa menemukan formula terbaik untuk sama-sama membangun Jakarta yang lebih baik,” tutur dia.
Perpecahan ini berawal Gerindra dan PKS seolah “menjauh” dengan memunculkan nama Sandiaga Uno yang akan dipasangkan dengan kader PKS, Mardani Ali Sera.
Koalisi Kekeluargaan terpecah. PAN, PKB, PPP, dan Demokrat merasa tak diajak berdiskusi atas penunjukan Mardani tersebut.
Kini, koalisi Gerindra-PKS dan koalisi empat partai belum jelas apakah akan bersama atau maju dengan calonnya masing-masing.
Reporter: Pahala Simanjuntak