Jombang | beritalima.com – Pondok pesantren lansia berbeda dengan pondok lansia yang biasa disebut panti jompo atau panti werda. Pondok Pesantren Lansia adalah tempat untuk menimba ilmu al-qur’an bagi orang-orang yang sudah lanjut usia. Ponpes ini tidak ada hubungannya dengan masalah keluarganya atau dengan anaknya atau dengan menantunya.
“Ponpes Lansia Darus Syifa jauh berbeda dengan pondok lansia atau panti jompo (panti werda). Kalau panti jompo kan tempat untuk penitipan orang – orang yang sudah tua yang notaben jauh dari anggota keluarganya,” ujar Anis Solicha kepada beritalima.com di Ponpes Darus Syifa, Jalan Kapten Tendean Gg Karya No.10 Jombang, Rabu (21/4/2021).
Ponpes Darus Syifa sejak 2003 didirikan oleh pemiliknya almarhum Moh Syifa hingga sekarang kamar penginapannya tidak lebih yakni hanya 24 tempat tidur. Namun dikatakan Anis, calon santri lansia syaratnya harus sehat jasmani, mandiri, ada orang yang mempertanggung jawabkan.
“Satu orang satu tempat tidur, pria wanita terpisah. Ponpes lansia ini bukan penitipan, tidak ada tenaga perawat, harus ada KTP, harus ada surat sehat, surat keterangan dari desa, dan masuk harus tanda tangan untuk mondok,” terangnya.
Rutinitas pondok lansia tiap harinya, adalah mengisi materi shalat dhuha dan mujahadah (pengajian keliling), pembinaan al-qur’an untuk belajar mahroj dan tajwid, belajar fiqih baik untuk praktek dan teori belajar shalat maupun belajar doa-doa, serta belajar akhlaqul karimah.
“Selanjutnya belajar surat yasin dan tahlil, tauhid, majelis ta’lim, dan kuliah Wahidiyah juga tidak lepas membaca shalawat Wahidiyah,” imbuh Anis kepada media ini.
Masih ditambahkan Anis Solicha, ponpes lansia ini terbilang murah dibanding ponpes lainnya bisa mencapai Rp7 juta per bulan. Namun Popes Lansia ini hanya Rp500 ribu per bulan. Makan tiga kali sehari yakni tahu tempe dan telor. “Tapi seminggu sekali bisa makan pakai daging dan tiap akhir tahun diadakan rekreasi.
Reporter : Dedy Mulyadi
