Seminar Internasional Bisnis Maritim Post Covid-19 Gelaran STIAMAK

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Bisnis maritim dan pandemi Covid-19 tetap menjadi kajian menarik bagi STIAMAK Barunawati Surabaya, perguruan tinggi milik BUMN Pelindo III. Kali ini membedah masalah bisnis maritim skala internasional. Mulai dari kondisi bisnis port operator, shipping line maupun bisnis maritim terkait lainnya.

Direktur Operasional Pelindo III, Putut Sri Muljanto, mengungkapkan adanya penurunan kegiatan operasional terminal yang sulit dihindari. Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menurunkan arus barang hingga 12 persen, arus penumpang 64 persen, dan arus petikemas 5 persen, serta arus kapal penumpang 7 persen.

“Pelindo III telah melakukan relaksasi open stack dari 3 hari menjadi 5 hari. Tarif transhipmen menjadi 65 persen dari tarif bongkar muat paket. Pemberian jangka waktu pembayaran dan masa penumpukan impor dari 3 hari menjadi 7 hari,” lanjut dia dalam International Maritime Leadership Webinar 2020 – Transformation Of Port And Shippin Business Post Covid 19 Issue, Selasa (27/10/2020).

Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, Arif Thoha, mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 telah dilakukan penyesuaian kinerja operasional terkait protokol Covid-19.

“Telah dilakukan kerjasama dengan baik antara Otoritas Pelabuhan, Pelindo III dengan para pengguna jasa pelabuhan dan pihak terkait lainnya,” tandas Arif.

Ketua DPC INSA Surabaya, Stenvens H Lesawengen, mengingatkan pemerintah bahwa pelayaran bukan sekedar jasa angkutan laut.

“Pelayaran bukan hanya sebagai jasa angkutan laut. Tapi, pelayaran dengan kapalnya merupakan infrastruktur, sehingga pemerintah harus memberikan perhatian lebih,” kata Stenvens.

Data INSA menunjukkan per 31 Agustus 2018 jumlah pelayaran nasional 3.448 perusahaan. Awal 2019 menjadi 2.128 perusahaan. Sekarang pada posisi 1.100 perusahaan. Ada 550 SIUPAL ditutup. Khusus di Jawa Timur 318 perusahaan. Posisi saat ini 60 perusahaan sudah tutup.

“Tapi secara umum Pelindo III khususnya di Tanjung Perak sudah mengalami banyak kemajuan. Dulu di Terminal Jamrud kapal harus antri 1 sampai 2 bulan. Sekarang sudah tidak terjadi lagi. Kegiatan kapal khususnya curah kering sudah pindah Terminal Teluk Lamong. Bahkan Teluk Lamong sudah bisa bongkar 70 ribu ton dalam waktu 3 hari,” kata Stenvens.

Pengungkapan kondisi bisnis maritim masa pandemi Covid-19 juga disampaikan narasumber dari Rotterdam Belanda, Albert Bos, Director of STC International.

Sedangkan Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya, Dr. Nugroho Dwi Priyohadi, M.Sc,  menjelaskan, penyelenggaraan seminar bisnis maritim internasional ini merupakan bagian dari rasa tanggung jawab bersama dari insan maritim.

Lebih dari itu, bagi STIAMAK, seminar ini jadi pengembangan referensi akademik. “Ini bagus sekali untuk update referensi akademik,” tandas Nugroho. 

Turut bergabung narasumber lain di antaranya Chairman of ASBUPI Dede Martin MBA, Business Director PT Prima Pengembangan Kawasan Saut F Siagian sebagai moderator, serta Direktur Utama Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia Chiefy Adi Kusumargono S.Psi M.Sc sebagai co host.

Seminar ini diikuti 300 peserta dari Pelindo III group, Pelindo II Jakarta, Akademik Yogyakarta, Mahasiswa STIAMAK, dan para pelaku bisnis maritim Indonesia Timur. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait