Siswa SD Alami Perundungan Verbal Dari Guru, Ortu Akan Lapor ke Diknas

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com- Sebagai tempat menimba ilmu, perundungan seharusnya tidak terjadi di satuan pendidikan. Pihak sekolah harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak.

Salah satu cara menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan, diantaranya dengan menumbuhkan kehidupan pergaulan yang harmonis dan kerjasama antar peserta didik, tenaga pendidik, orang tua, serta masyarakat. Tindakan ini juga sebagai bentuk pencegahan perundungan di lingkungan anak-anak.

Namun demikian, kasus perundungan masih saja terjadi di lembaga pendidikan. Yakni perundungan verbal dengan mempermalukan salah satu siswa di SD Kutoanyar 2, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang dilakukan oleh seorang guru.

Pasalnya, HJ, salah satu siswa kelas IV harus mengalami tekanan mental setelah disumpah wali kelasnya sendiri di hadapan teman- teman sekelasnya, karena dianggap tidak mengembalikan buku yang dijual sales ke sekolah.

Menurut orang tua HJ, yakni Agus, kejadian itu berawal pada hari Jumat, (29/9/2022) lalu saat anaknya pulang membawa satu paket yang berisi dua buku yang dijual sales melalui pihak sekolah dengan harga 70 ribu rupiah.

Oleh karena pihak orang tua tidak berminat membeli, paket buku tersebut dikembalikan ke sekolah pada hari Sabtu (30/9/2023) saat acara Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Paket buku tersebut oleh anak saya dikembalikan dan ditaruh di meja guru. Karena gurunya sibuk ada acara Maulid Nabi. Kemungkinan gurunya tidak tahu kalau bukunya sudah dikembalikan. Mungkin itu kesalahan anak saya karena tidak memberitahu gurunya,” terang Agus, Selasa 3 Oktober 2023.

“Namun, ketika anak saya pulang sekolah, ia menangis dan dengan nada kesal bercerita bahwa baru saja di sumpah oleh wali kelas karena dianggap tidak mengembalikan paket buku tersebut. Beberapa teman sekelasnya, juga ke rumah mengadukan hal yang dialami anak saya. Langsung saja saya konfirmasi ke wali kelas lewat WA dan dijawab paket buku tersebut sudah ditemukan,” tandasnya.

Atas kejadian tersebut, ia selaku orang tua murid merasa kecewa dan tidak terima anaknya di sumpah bak pencuri yang dipaksa mengakui perbuatannya.

“Yang jelas, sebagai orang tua tidak terima anak kami diperlakukan seolah olah seperti pencuri, disumpah oleh wali kelasnya karena dianggap belum mengembalikan buku yang dijual sales ke sekolah,” paparnya.

Sebagai orang terpelajar dan berpendidikan tinggi, lanjutnya, tidak sepatutnya wali kelas memperlakukan hal itu kepada anak didiknya.

“Anak kami down, menangis, disoraki teman sekelasnya. Kan bisa wali murid itu menanyakan ke orang tua, toh ada group WA orang tua,” tambahnya dengan nada kesal.

Agus menjelaskan, akan membawa permasalahan ini ke dinas terkait serta mengadu kepada Dewan Pendidikan.

“Kami akan membawa permasalahan ini ke Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan, biar hal ini tidak terjadi pada anak anak sekolah yang lain,” pungkasnya. (Dst).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait