Suka Duka di KRL

  • Whatsapp

beritalima.com- Kereta Rel Listrik Commuter Line atau KRL merupakan transportasi umum yang cukup digemari masyarakat untuk bepergian karena harga tiket yang tidak membuat dompet menangis. Selain itu, keselamatan penumpang menjadi prioritas bagi awak kereta. Lalu, bagaimanakah dengan kenyamanan dari KRL? Air conditioner yang dingin dan empuknya tempat duduk tidak terasa ketika KRL penuh sesak di dalamnya.

Klakson nyaring, kereta datang. Para penumpang menghampiri kereta dan memblokir jalan keluar penumpang yang ingin turun. Alhasil, mereka saling mendorong rebutan tempat. Perlahan penumpang yang ingin turun berhasil keluar meski terhuyung-huyung jalannya. Penumpang dari kereta sebelah yang ingin naik ke kereta ini rela berlari secepat kilat demi pintu gerbong yang masih terbuka namun dihalangi badan penumpang lain. Meski sudah diperingatkan awak kereta, tetap saja mereka memaksakan diri untuk masuk ke dalam kereta. Penumpang yang berada di dalam kereta seringkali kehabisan oksigen atas peristiwa ini. Mereka terjepit dan berdesak-desakan badan penumpang yang lain.

Salah satu penumpang, Adinda, mahasiswi, ia mengaku sering pingsan di kereta karena kehabisan oksigen. Ia menaiki KRL arah Jatinegara – Bekasi dan turun di Stasiun Bekasi, “Kereta arah Bekasi selalu penuh,” ujar Adinda. Ia menaiki gerbong khusus wanita, Saking penuhnya, ia sulit bergerak dan bernapas. Keringat dingin mengucur ke tubuhnya, badannya kaku, napasnya mengecil.

Sontak penumpang kereta yang melihat wajah pucat itu memberikan Adinda tempat duduk. “Saya pingsan tapi saya masih setengah sadar. Saya mendengar suara alarm darurat yang sepertinya sudah dipencet oleh seseorang,” kata Adinda. Ia digendong oleh petugas keamanan kereta (PKD) turun dan dibawa ke ruangan kesehatan di Stasiun Buaran. Ia ditemani teh manis hangat dan minyak kayu putih pemberian PKD. “Saya senang tindakan PKDnya bergerak tanggap, saya rasa agar tidak berdesak-desakan kayaknya kereta harus nambah gerbongnya, deh” tutur Adinda.

Padahal, fasilitas seperti kursi prioritas untuk ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas tersedia. Gerbong khusus di awal dan akhir rangkaian juga tersedia. Marka antre di peron pun ada. Berdesakan menyebabkan bahaya penumpang itu sendiri. Jauh dari nyaman. Ego mengendalikan mereka melupakan nurani. Yang penting gak telat. Tidak peduli penumpang lain di sekitarnya.

( Selma Ridho/Politeknik Negeri Jakarta)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *