PAMEKASAN, Beritalima- Setelah menjalani 14 hari usai disuntik vaksin tahap pertama, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, kembali disuntik vaksin tahap 2 pada hari ini Rabu Tanggal (10/2/2021), di Pendopo Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Namun pada pelaksanaan vaksinasi kali ini yakni tahap ke-2 Bupati Pamekasan langsung melakukan testimoni setalah 30 menit usai divaksin di depan peserta vaksinasi covid-19 bersama Forum Komunikasi Pimpinan daerah(forkompimda).
Dan nampaknya para peserta lainnya mempunyai keyakinan kuat setelah menyaksikan Bupati Pamekasan divaksinasi tahap dua.
“alhamdulillah vaksinasi tahap dua sudah dilaksanakan. Kami bersama Forkopimda sehat semua dan tidak merasakan gejala apapun. Alhamdulillah mudah-mudah vaksinasi tahap ketiga segera terlaksana,” kata Bupati Baddrut Tamam disambut tepuk tangan peserta yang hadir. Rabu(10/2/2021), pagi.
Dirinya selaku orang nomor satu di Kabupaten Pamekasan, juga menghimbau kepada masyarakatnya agar tidak terpengaruh berita hoax tentang vaksin sinovac.
Sebab menurutnya Vaksin Sinovac ini sudah mengantongi izin dan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
“Kami akan selalu meyakinkan kepada masyarakat bahwa vaksin sinovac ini tidak berbahaya dan aman untuk tubuh kita. Bahkan dapat meningkatkan kekebalan tubuh agar terhindar dari covid-19,”ucap Mantan Aktivis Baddrut Tamam.
Baddrut Tamam, berharap, berita hoax tentang vaksin sinovac yang dapat meragukan masyarakat tidak lagi beredar. Sebab, informasi itu dapat menyesatkan tidak sesuai dengan fakta yang ada.
“Sekali lagi kami tegaskan vaksin Sinovac halal karena sudah ada rekomendasi MUI, dan aman, juga ada rekomendasi BPOM,”tandasnya.
Selain itu, dirinya bersama pihak terkait akan selalu mengoptimalkan kampung tangguh dan beberapa strategi lain guna memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksin sinovac.
“Kami akan lakukan beberapa pendekatan kepada masyarakat tetap menggunakan pendekatan local wisdom yang kita miliki berbasis kebudayaan dan nilai lokal yang ada di masing-masing desa. Ikhtiarnya adalah melindungi masyarakat,”pungkasnya.