Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Sultan: Ini Lukai Bangsa Kita

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Teror bom yang terjadi di pintu masuk halaman Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) siang diduga bagian dari bunuh diri. Dari informasi yang didapat, bom meledak sekitar pukul 10.00 WITA atau pukul 09.00 WIB. Belum ada informasi lebih jauh soal kejadian ini.

Mendengar hal itu, Wakil Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin melalui keterangan resminya awal pekan ini mengaku prihatin dan menyesalkan tindakan biadab itu sebab menelan korban jiwa. “Saya mengutuk aksi bom bunuh diri itu. Diharapkan kepolisian bergerak cepat mengungkap motif aksi ini,” kata Sultan.

Senator muda dari Dapil Provinsi Bengkulu ini minta masyarakat tetap tenang dan jangan mengaitkan aksi ini kepada agama manapun. Sebab menurut Sultan, kejadian ini bertentangan dengan nilai dan ajaran agama manapun.

“Saya tidak ingin ada mindset apapun terhadap kejadian ini yang dikaitkan oleh dorongan perilaku suatu agama, suku atau etnis apapun. Saya sangat berkeyakinan ini ulah dari orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegas mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini.

Sultan mengatakan, terhadap kegiatan, aktifitas dan tindak tanduk apapun yang merusak tatanan nilai kemanusiaan serta berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) musuh kita bersama.

“Pemerintah tidak boleh tolerir terhadap aksi bom bunuh diri. Kejadian ini membuat luka bagi kita semua. Kedepan kita berharap kejadian-kejadian ini tidak boleh lagi terulang. Dan kita sebagai masyarakat juga mesti berperan aktif jika melihat atau mendengar gelagat yang tidak baik dilingkungan tempat tinggal untuk dapat dilaporkan kepada pihak berwenang.”

Menurut informasi saat ini dari data ada 5 petugas gereja dan 4 jemaat keluar terkena serpihan. Ledakan bom terjadi pada peringatan Minggu Palma yang jatuh hari ini. Bom meledak sekitar pukul 10.30 WITA atau 09.30 WIB. Minggu Palma merupakan awal dari pekan suci sebelum merayakan Paskah pada pekan depan.

“Pluralisme harus kita junjung dalam kehidupan sehari-hari, sebab itu identitas kita sebagai masyarakat Indonesia. Tidak ada pembenaran atau dalil apapun terhadap sikap yang menyakiti orang lain. Saya meminta Pemerintah bersama masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan lainnya untuk menanamkan sekaligus menularkan sikap ini kepada setiap warga negara Indonesia,” demikian Sultan Bachtiar Najamudin. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait