GP Ansor dan UPG 1945 NTT Gelar Dialog Publik Kerukunan Antarumat Beragama

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nusa Tenggara Timur dan Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 Nusa Tenggara Timur menggelar dialog publik tentang Kerukunan Antarumat Beragama bertema ‘ Merajut Kerukunan Antar Umat, Menolak Politisasi Agama’.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula UPG 1945 NTT pada Kamis (15/6) tersebut melibatkan berbagai unsur tokoh lintas agama seperti Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), MUI, Sinode Gereja Masehi Injili Di Timor (GMIT), Keuskupan Agung Kupang, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Selain itu, pemuda lintas agama dan mahasiswa UPG 1945 NTT.
Ketua GP Ansor wilayah NTT Abdul Muis kepada wartawan mengatakan dialog publik bertema Merajut Kerukunan Antar Umat, Menolak Politisasi Agama itu merupakan gerakan GP Ansor yang pertama dan selanjutnya secara bertahap dilakukan pada sejumlah perguruan tinggi di NTT.

Sasaran dialog publik itu melibatkan pelajar perguruan tinggi karena merupakan komponen penting dalam masyarakat yang berperan menjaga dan mempertahankan kehidupan toleransi di daerah itu.
“ Pelajar atau kaum mudah memiliki peran kunci dalam menentukan baik tidaknya kehidupan toleransi kita ke depannya di Nusa Tenggara Timur,” ujar dia.

Menurutnya, pelajar atau kaum mudah sebagai kalangan mudah masyarakat yang rentan terpengaruh berbagai isu yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini seperti persoalan intoleransi maupun radikalisme.
Karena itu, kata Muis, dialog publik diperlukan untuk memperkuat komitmen bersama-sama menjaga, dan mempertahankan persatuan dan kesatuan serta toleransi terhadap keberagaman yang selama terawat dengan baik di daerah itu.
“ Melalui dialog ini kita terus menyampaikan dan mengingatkan agar jangan sampai berbagai gejolak kondisi kekinian menimbulkan perpecahan di masyarakat kita,” ujarnya.

Selanjutnya dia mengatakan, kegiatan dialog itu juga untuk menyatukan komitmen besama menolak adanya politisasi agama dari oknum-oknum tertentu dalam masyarakat hanya untuk kepentingan sesaatnya terutama dalam momentum pemilihan umum.
“ Komponen pemuda sangat rentan, kalau kita tidak melakukan komunikasi dialog. Situasi – situasi ini, kita melakukan diskusi semua komponen bangsa sehingga kita mencapai titik temu, karena memang ini perjuangan terus dilakukan,” kata Muis menambahkan.

Kata Muis, melalui kegiatan itu ingin mengingatkan para pelajar atau generasi mudah agar cerdas menyikapi situasi sosial politik dan tidak mudah terpengaruhi dengan berbagai wacana SARA yang dimainkan untuk kepentingan politik tertentu.

Terkait komitmen bersama itu, lanjut Muis, kegiatan dialog terbuka itu juga menghasilkan sejumlah komitmen yang ditandatangin bersama yakni, menjaga dan merajut kerukunan antarumat, menolak segalah bentuk politisasi agama.
Selain itu, menolak segalah bentuk disintegrasi bangsa, menjaga dan mempertahankan NKRI, serta menjaga kemajemukan di bumi Nusa Tenggata Timur.

Dalam kegiatan itu menghadirkan empat narasumber, yakni Pdt. Emil Hauteas (Sinode GMIT), Rm. Geradus Duka, Pr (Keuskupan Agung Kupang), Wakil Ketua MUI NTT, Jalaludin Bethan, dan Yoga (PHDI NTT) (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *