Karding: Kampanye Dengan Hoax dan Fitnah Lahirkan Pemimpin Buruk

  • Whatsapp
SAMSUNG CSC

JAKARTA, Beritalima.com– Jika semua elemen masyarakat memehami tujuan pemilihan presiden (pilpres) untuk memilih kepala negara serta kepala pemerintahan, mereka tidak akan mengkotorinya dengan berita-berita bohong atau hoax, fitnah dan provokatif.

Sebab, kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) duet Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi–Amin), Abdul Kadir Karding, kampanye dengan hoax yang akan terpilih presiden yang buruk.

“Hoax dan fitnah kalau terus-menerus dilakukan, menjadi pembenaran di masyarakat. Untuk itu pula, elit kedua capres harus menyadarkan masyarakat. Kalau tidak, presiden yang terpilih buruk, hoax,” ungkap Karding.

Hal tersebut dikatakan Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu dalam diskusi dengan tema ‘Menjaga Kebhinekaan Dalam Kampanye Pilpres 2019’ di Press Room Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Jumat (28/9).

Selain Karding, juga tampil sebagai pembicara anggota Fraksi MPR RI sekaligus Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini dan pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta, Adi Prayitno.

Karena itu, lanjut Karding, persatuan dan kesatuan bangsa ini jangan dikotori dengan hoax. Mengingat berdirinya NKRI ini justru atas kebhinekaan, keragaman, kemajemukan bangsa yang bersatu untuk merdeka dari penjajah.

Apalagi, gagasan dan komitmen persatuan itu sudah ada sebelum Indoensia merdeka. “Jadi, penyebaran hoax, fitnah dan provokasi tanpa data karena kepentingan pilpres itu bertentangan dengan tujuan bernegara. Tak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa, dan kalau itu dibiarkan akan mengancam desintegrasi bangsa,” jelas Karding.

Dikatakan wakil rakyat dari Provinsi Jawa Tengah ini, seharusnya pilpres itu menjadi ajang edukasi, pendidikan politik, riang gembira dengan adu gagasan, ide, program kerja dan pembangunan, agar menghasilkan pemimpin yang bisa mensejahterakan rakyat (tasharruful imam alarraiyyah manutun bil maslahah).

Jazuli sepakat, semua harus menghindari hoax, fitnah dan provokasi. “Maka, semua harus kembangkan toleransi, menghindari persekusi dan tetap bersatu untuk pilpres yang jujur, adil, dan demokratis. Sebab, memilih secara bebas itulah yang menjadi harapan seluruh rakyat,” kata dia. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *