Kecintaan Pada Sosok Kiai, Kader PKB Wakafkan Diri Bela Paslon Nomor 2

  • Whatsapp

DEPOK, Beritalima.com | Kecintaan kepada sosok Calon Wali Kota, Mohammad Idris membuat Wakil Ketua IV DPC PKB Depok, Suherman Firdaus menjatuhkan pilihan pada pasangan calon Nomor Urut 2.
Pilihan Suherman terhadap Calon Wali Kota Depok dan Wakil Wali Kota, Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono jelas berbeda dengan pandangan politik partainya.


Suherman mengutarakan bahwa pilihan dijatuhkan jauh sebelum pilkada, yakni pada 2018. Saat itu, dirinya aktif sebagai ketua LPM Kelurahan Cinangka. Karena itu, dirinya kerap mengikuti kegiatan Wali Kota pada acara tingkat kelurahan hingga Kota Depok.


“Beliau tahu kalau saya pengurus PKB, tapi tidak membedakan. Informasi mengenai beliau yang kadang dikatakan orang ternyata tidak benar. Ternyata beliau orangnya humanis,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, Kiai Idris adalah sosok yang dekat dengan masyarakat. Sebagai orang nomor satu di Depok, Idris juga sangat cepat merespon berbagai usulan yang berkaitan dengan masyarakat, khususnya di Kelurahan Cinangka.


“Usulan masyarakat Cinangka melalui LPM juga kerap melebihi. Awalnya pagu kelurahan Rp1 miliar, mendapat 3 miliar. Bahkan pasa 2019 kemarin mencapai 8 miliar. Pengajuan Usulan tidak lama direspon. Perhatian kepada masyarakat. Beliau tidak melihat latar belakang partai. Tapi demi masyarakat,” paparnya.


Dirinya juga melihat Idris mampu merealisasikan program kampanye yang dijanjikan pada periode 2016-2021.  Menurutnya, Kalau ada kekurangan sedikit wajar. Yang namanya pimpinan satu periode masih kurang. Apalagi, Depok cukup besar.


“Maka itu, ketika beliau mencalonkan, saya niat mewakafkan diri untuk berjuang memenangkan beliau. Saya janji memenangkan kiai. Meskipun nantinya, PKB tidak mendukung,” tuturnya.
Lebih lanjut Suherman meyakini, Depok membutukan karakter pemimpin seperti Kiai Idris. Pemimpin pemerintahan yang harus bisa juga memimpin dalam agama.


“PKB pada dasarnya adalah NU yang sangat menjunjung tinggi para kiai, ulama. Karena itu, yang namanya kiai atau ulama harus dibela,” imbuhnya.
Dengan status kader PKB, dirinya mengetahui konsekuensi mendukung paslon berbeda. Dirinya mengaku siap apabila partai mengambil tindakan tegas berupa pemecatan.
“Saya sadar komitmen yang saya ambil ada efeknya. Jadi, saya siap kalau dipecat,” pungkasnya.
Frd Andi, Beritalima.com

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait