Kemarau Panjang, Hasil Panen Kopi di Bondowoso Menurun

  • Whatsapp
Warga saat memanen hasil kebun Kopi milik masyarakat (Rois beritalima.com)

BONDOWOSO, beritalima.com – Petani kopi yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Sinar Tani, Desa Tanah Wulan mengeluhkan perihal turunnya hasil panen kopi pada musim ini. Jika biasanya dalam satu hektar bisa menghasilkan sekitar 3 ton, tapi musim ini justru hanya bisa menghasilkan sekitar 1 ton per hektar.

Muhammad Arif Ansori Hadi, Sekretaris Kelompok Tani (Poktan) Sinar Tani, Desa Tanah Wulan, pada awak media, menjelaskan bahwa cuaca tidak menentu yang terjadi sepanjang akhir tahun lalu dan awal tahun ini menjadi salah satu faktor penyebabnya.

“Biasanya satu hektar kita bisa menghasilkan 3 ton. Per hektar kalau Arabica bisa ditanami sekitar 250 batang pohon. Tetapi tahun ini hasil panen agak menurun. Rata-rata cuma dapat 1 ton per hektar,” katanya.

Untungnya, harga kopi tahun ini terbilang cukup baik. Yakni harga jual kopi glondong Arabica, dalam kondisi biji merah bisa mencapai 11 ribu per kilo. Kalau tahun lalu hanya di kisaran Rp 9 ribu per kilo.

“Makanya untuk dapat harga terbaik, para petani kami arahkan untuk menjual dalam bentuk biji merah. Soalnya kalau biji hijau sudah dijual -meski lebih cepat, tapi harganya jauh di bawah. Jadi teman-teman saya ajak untuk bersabar, tidak terjebak tengkulak,” imbuh Arif.

Lebih jauh, Arif menerangkan selain petik merah, pihaknya juga mengajak para petani kopi di wilayahnya untuk memberantas hama dengan cara-cara yang alami. Yakni dengan memanfaatkan laba-laba. Selain menekan biaya, hal itu juga bisa meningkatkan nilai jual kopi.

“Kita manfaatkan laba-laba karena hewan ini sebagai pembunuh alami dari hama tersebut. Jadi sekarang kita kalau ada laba-laba di pohon, tidak lagi kita bunuh,” pungkasnya.(*/Rois/MI)

beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *