Krisis Bakal Lama, Anis: Sistem Global Bakal Ikuti Model ‘Ibadah Haji’

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta menegaskan, krisis akibat pandemi Covid-19 akan berlangsung lebih lama dari yang diduga.

 

Pandemi ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat, dan dunia akan terus dilanda krisis berkepanjangan.

“Krisis yang terjadi sekarang ini sedang melakukan pencarian suatu model sosial dari masyarakat global,” jelas Anis dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Minggu (25/7).

Itu disampaikan Anis dalam diskusi ‘Bedah Buku Haji: Catatan & Refleksi’ di Jakarta akhir pekan kemarin. Buku itu merupakan hasil karya Anis dari perjalanan spritual menunaikan ibadah haji dan relevasinya terhadap krisis saat ini. Buku ini dibedah Penasihat Kraton Ngayogyakarta KH Jazir, ASP bersama Sejarahwan & Peneliti Universitas Indonesia Dr Zelfry Alkatiri.

 

Menurut Anis, model sosial masyarakat ala Barat dan China tidak bisa menyelesaikan krisis berlarut dan persoalan yang dihadapi manusia saat ini sehingga diperlukan penggabungan model itu menjadi model sosial masyarakat Islam yang multikultur.

Model itu bisa dilihat dari keseluruhan perjalanan ibadah haji dimana puncaknya pada Hari Arafah dan Kurban.

“Arafah adalah miniatur dari Padang Mahsyar. Semua warna kulit ada, tapi pakaiannya sama. Bahkan ketika tawaf juga semua orang bebas masuk, tapi tidak terjadi gesekan.
“Inilah model sosial yang dibangun Islam. Maknanya masyarakat global bersifat multikultur dan multi etnis dengan persamaan kebebasan yang sama,” ungkap Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kokesra) itu.

 

Sedangkan Hari Kurban atau Idul Adha adalah hari pengorbanan sebagai bentuk kecintaan dan ketaatannya kepada Allah SWT seperti ditunjukkan Nabi Ibrahim AS dengan mengorbankan anaknya, Nabi Ismail AS untuk disembelih dan diganti oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan se-ekor domba.

 

“Pengorbanan itu maknanya semangat berbagi, karena yang kita lawan sebenarnya adalah egoisme dan keserakahan. Pengorbanan menguatkan satu bangunan dari model sistem sosial yang dibangun Islam,” terang pria kelahiran Waledo, Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968 tersebut.

Sebab itu, dia berpandangan, konsep masyarakat global mendatang pada dasarnya soal kebebasan, kesetaraan dan kebersamaan dimana simbol-simbolnya tergambar dalam ibadah haji.

 

Artinya, masyarakat dunia ke depan harus sejahtera semua, dimana kemakmurannya harus bersifat kolektif, disamping diberikan kekebasan dalam berdemokrasi. Namun, jika hanya kebebasan demokrasi atau kemakmuran kolektif saja, masyarakatnya juga tidak akan bisa bertahan.

“Jangan pernah memisahkan unsur utama yang membentuk masyarakat, yakni kebebasan dan kemakmuran. Saya sangat percaya kebebasan, kemerdekaan dan persamaan sesama manusia ini yang akan diterima masyarakat global,” kata Anis.

 

Partai Gelora, lanjut politisi senior ini, terus memperjuangkan ide model sosial masyarakat yang multikulur untuk tatanan global baru. Karena itu, Anis berharap Indonesia bisa menjadi contoh model masyarakat global yang multikultur tersebut.

 

“Ini yang harus diperjuangkan sekarang,  dan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia seharusnya memberikan contoh mengenai model ini. Masyarakat Indonesia itu multikultural dan multi etnis, sehingga bisa menjadi pembuka globalisasi Islam,” demikian Muhammad Anis Matta. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait