Kunjungan Pada DPRD Gresik, Perempuan Tani HKTI Dapat Amanah Pembinaan Generasi Muda

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com Kamis (18/2), Perempuan Tani HKTI Gresik pimpinan dr. Nila Hapsari, melakukan audiensi dengan Komisi II Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kabupaten Gresik. Didampingi Dr. Lia Istifhama selaku ketua DPD PT HKTI Jatim, audiensi berlangsung dengan ‘gayeng”. Rombongan aktivis perempuan tersebut ditemui langsung oleh ketua komisi, H. Markasim Halim Widianto serta sekretaris komisi Hj. Lilik Hidayati, MM. Beberapa anggota komisi pun hadir, diantaranya Hj. Siti Fatimah, Hamzah Takim, dan Musa.

Beberapa pembahasan pun berlangsung selama 3 jam audiensi yang dilakukan secara hybrid tersebut, yaitu offline dan online melalui virtual zoom. Diantara topik adalah penguatan digitalisasi pertanian melalui program aplikasi agree yang selama ini berjalan kemitraan antara Perempuan Tani HKTI Ketua Umum Dian Novita Susanto dengan PT. Telkom Indonesia. Selain itu, mengkaji masalah lapangan yang dihadapi petani, terutama petani Gresik, juga menjadi bahasan saat itu.

“Kami ingin pertanian di Gresik semakin dicintai kalangan millennial ataupun generasi Z. itu sebabnya, kami mengajak pengurus membuat produk unggulan melalui program one village one product. Diantara produk unggulan tersebut, adalah kopi yang diracik pengurus sendiri, yaitu kopi khas Sidayu Gresik”, jelas Nila Hapsari.

” Gresik sangat potensial. Dengan visi dan misi perempuan tani gresik yaitu menciptakan technopreneur dan sosiopreneur di bidang pertanian. Saya harap bisa bersinergi dengan banyak pihak untuk mengembangkan industri pertanian Gresik”, tambahnya.

Sedangkan Lia Istifhama menambahkan fakta lapangan saat Perempuan Tani HKTI turun melakukan aksi nyata dalam masyarakat.

“Dalam kesempatan ini, kami memaparkan beberapa aspirasi petani yang kami terima. Diantaranya, kelangkaan pupuk dan bibit saat pandemi 2020, persoalan hama pertanian, sistem irigasi, dan pemasaran yang didominiasi tengkulak. Kami disini menggarisbawahi bukan sebagai organisasi penerima aspirasi saja, karena kami memahami, segala kebijakan dalam menangani sebuah persoalan, ada prosedur dan aturannya”, terang Lia Istifhama.

Ia juga menambahkan bahwa aksi Perempuan Tani HKTI disertai kegiatan nyata.

“Saat petani curhat mengenai kematian tersengat listrik akibat teknik setrum untuk tikus di sekitar persawahan, maka kami secara pribadi dan gotong royong memberikan asuransi BPJS ketenagakerjaan. Kami juga saat turun, berusaha memberikan motivasi semangat karena kami sebagai masyarakat perkotaan, sangat tertolong dengan petani. Kalau tidak ada mereka yang tetap sabar bertani, bagaimana kita bisa mendapat pangan yang sehat dan alami?”, tambahnya yang juga menjelaskan pentingnya peningkatan kuantitas industrial goods di Gresik, yaitu produk pertanian yang sudah diolah secara industri sehingga lebih tahan lama.

Pemikiran dan gagasan para aktivis perempuan tersebut diterima sangat baik oleh para wakil rakyat Gresik.

” Kami sangat senang dengan adanya Perempuan Tani di Gresik. Ini adalah awal perkenalan dan saya harap selanjutnya kita bisa berkomunikasi lebih detail bersama dengan dinas pertanian. Lebih lanjut, mungkin dengan dinas-dinas yang lainnya,” jelas H. Markasim.

Saudara mantan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto tersebut juga menjelaskan pentingnya peran Perempuan Tani HKTI untuk membina generasi muda.

“Penting untuk dibantu, bagaimana sektor pertanian dianggap menarik bagi anak muda. Jangan sampai semua anak muda hanya ingin kerja sebagai pegawai atau karyawan di sektor industri tapi lupa dengan mengembangkan pertanian di wilayahnya sendiri”, pungkasnya.

Pertemuan tersebut kemudian berakhir dengan pemberian bingkisan berupa kopi khas Ngawen Sidayu Gresik yang memiliki slogan : “belajar menjadi petani berawal dari secangkir kopi.”

beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait