Menikmati Perjalanan Wisata Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang

  • Whatsapp

LUMAJANG, beritalima.com – Gunung Semeru Lumajang sangat tersohor di seluruh Nusantara yang terletak di Kabupaten Lumajang Jawa Timur Letaknya berbatasan langsung dengan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember dan Kabupaten Malang. Wilayah-wilayah ini termasuk kedalam wilayah Tapal Kuda Jawa Timur.

Wisata Gunung Semeru memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendaki dan pecinta alam , mereka akan merasa puas kalau bisa menaklukkan gunung tertinggi di pulau jawa dan bisa mencapai puncak maha meru yang populer itu , selain itu Semeru memiliki 4 kawasan hutan yaitu : Hutan Dipterokarp Bukit , Hutan Dipterokarp Atas , Hutan Montane , Hutan Gunung , itulah kelebihan lain gunung semeru . Di samping itu pemandangan hutan dan panorama pegunungan membuat takjub mata yang melihatnya , di puncak maha meru pendaki di larang mendaki sebelah selatan karena adanya gas beracun yang di kenal dengan nama Wedhus Gembel.

Wilayah Kabupaten Lumajang ini dikelilingi oleh 3 Gunung Berapi aktif, yakni Gunung Gunung Lemongan. Di bagian barat yang merupakan daerah perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Probolinggo merupakan rangkaian pegunungan Bromo-Tengger-Semeru.

Tanah di wilayah Kabupaten Lumajang ini sangat subur, karena terletak diantara 3 gunung berapi yang masih aktif. Namun, hanya Gunung Semeru yang diberi perhatian lebih oleh Pemerintah karena seringnya terjadi aktifitas gunung berapi yang membahayakan warga sekitar.

Bagi Anda yang menyukai olah raga mendaki Gunung disinilah tempatnya karna, selain gunungnya tinggi juga pemandangan alamnya sangat indah, panorama pegunungan yang keren dan istimewa membuat anda berdecak kagum dan ingin kembali lagi, dengan puncatnya yang tinggi sehingga ada kepuasan tersendiri bagi para pendaki setelah mampu menaklukan puncaknya, isamping itu, pemandangan hutan selama perjalanan dan panorama pegunungan yang istimewa membuat para pendaki dan pecinta alam sangat menyukai gunung ini.

Gunung Semeru juga banyak di kunjungi oleh ummat hindu dan budha se Indonesia yang khusus. karena gunung ini dipersonifikasikan sebagai gunung suci yang berada di India. dalam kosmologi Hindu dan Budha Semeru berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti Sumeru “Meru Agung” adalah pusat alam semesta baik secara fisik maupun metafisik (spiritual). Gunung ini dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para Dewa (Siwa). Gunung ini juga dianggap sebagai “Lingga Acala” lingga yang tidak bergerak sekaligus juga berarti lingga yang bukan diciptakan oleh manusia. Dalam bahasa Jawa Kuno, Acala memang juga diartikan gunung atau karang.. Dalam Teks-teks “Purana” India yang tergolong kitab Upaweda memang menyebutkan Tuhan Yang Mahatunggal bersemayam di puncak Mahameru, yang dikenal juga dengan nama Gunung Kailasa atau Gunung Himawan.

Namun persiapkan fisik dan mental anda sebelum anda mendaki Gunung Semeru, pengalaman sebagai pendaki gunung yang handal dan terlatih sangat berguna di dalam pendakian Anda yang cukup melelahkan, serta jangan lupa membawa logistic dan peralatan yang cukup karena medannya yang cukup ekstrim dengan jarak tempuh yang cukup jauh biasanya dapat ditempuh 4 hari perjalanan pulang pergi.

Sebelum melakukan pendakian, Anda diwajibkan mengurus perizinan dulu di Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Kewajiban perizinan ini bertujuan untuk memudahkan pengawasan siapa saja yang mendaki Gunung Semeru Lumajang supaya apabila ada musibah atau hal-hal yang tak diinginkan, pihak TNTBTS bisa menghubungi pihak keluarga yang terkena musibah. Mengingat banyaknya pendaki yang hilang atau tersesat di jalur pendakian Gunung Semeru ini.

Rute dan jalur perjalanan Anda dapat ditempuh dari Surabaya Terminal bungurasih menuju ke jurusan Malang singgah di terminal Arjosari Malang dengan naik Angkutan Kota (jurusan Arjosari-Tumpang) yang menuju ke Terminal Pasar Tumpang.

Sesampainya di Tumpang, Anda dapat melanjutkan perjalanan kembali dengan naik Jeep, Truk, atau Pick Up ke Ranu Pani (Desa terakhir di Kaki Gunung Semeru). Sebelum melanjutkan perjalanan, Anda sebaiknya mengurus perizinan di Kantor TNBTS yang terletak di Gabuklakah terlebih dahulu.

Setelah sampai di Ranu Pani Anda akan menjumpai Pos Pemeriksaan, Warung dan Penginapan. Di Pos Pemeriksaan Ranu Pani ini, Anda dapat menyewa Jasa Porter yakni warga setempat yang akan menunjukan arah pendakian, mengangkat barang bawaan dan bisa juga untuk memasak. Jika Anda lelah, Anda pun juga dapat bermalam atau istirahat di Pos Penjagaan Ranu Pani.

Perjalanan Anda akan diawali di sini, yaitu dari Ranu Pani ke Ranu Kumbolo melalui Landengan Dowo dan Watu Rejeng. Anda akan menempuh jalan setapak untuk mencapai Ranu Kumbolo. Lama waktu yang ditempuh sekitar 4 jam.

Atau Anda dapat melalui jalur Ayek-ayek yang merupakan jalan pintas yang biasa dilalui oleh warga setempat, namun medannya cukup ekstrim dan curam. Jadi, untuk lebih amannya, Anda (lebih baik) melalui jalur lain yakni Watu Rejeng.

Sesampainya di Ranu Kumbolo, terdapat Pondok Pendaki (Shelter) atau Anda pun bisa mendirikan tenda. Di sini Anda dapat beristirahat sejenak sambil menikmati keindahan Danau Ranu Kumbolo dengan air danaunya yang jernih. Sebelum meninggalkan Ranu Kumbolo, lebih baik Anda membawa air sebanyak mungkin.

Perjalanan dari Ranu Kumbolo dapat Anda lanjutkan melalui Tanjakan Cinta, Oro-oro Ombo, Cemoro Kandang dan Jambangan. Di Oro-oro Ombo, Anda akan melihat pemandangan padang rumput yang luas yang ditumbuhi dengan pohon pinus dan dikelilingi perbukitan.

Selanjutnya saat Anda telah sampai di Cemoro Kandang, Anda akan memasuki Hutan Cemara, di sini Anda akan menjumpai Burung dan Kijang. Lalu setelah memasuki Pos Jambangan, Puncak Mahameru sudah mulai terlihat. Perjalanan dapat Anda lanjutkan ke Kalimati.

Sesampainya di Kalimati, Anda dapat mendirikan tenda untuk bermalam atau Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Arcopodo dengan medan yang cukup terjal. Di Arcpodo, Anda juga dapat mendirikan tenda untuk beristirahat atau mengumpulkan tenaga kembali karena perjalanan Arcopodo – Mahameru adalah perjalanan terberat selama pendakian.

Perjalanan dari Arcopodo ke Mahameru, Anda akan melewati jalan berpasir yang curam dan mudah merosot saat diinjak sehingga membutuhkan fisik dan mental yang prima saat mendaki. Waktu yang dibutuhkan dari Arcopodo ke Puncak Mahameru kurang lebih sekitar 4-6 jam (tergantung fisik dan kecepatan pendaki).

Sebaiknya, pendakian Arcopodo ke Puncak Mahameru dilakukan pada pukul 02.00 pagi atau dini hari supaya dapat menyaksikan pemandangan matahari terbit atau Sunrise di Puncak Mahameru, Gunung Semeru.

Puncak perjalanan Gunung Semeru Lumajang berakhir di sini, Puncak Mahameru. Suhu udara di Puncak Mahameru ini sekitar 4 – 10 derajat celcius bahkan dapat mencapai minus 0 derajat saat kemarau, sehingga Anda dapat menjumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut saat siang, sore dan malam hari. Badai Angin juga sering terjadi saat bulan Desember – Januari.

Saat berada di Puncak Mahameru, Anda juga dapat melihat Gunung Bromo, Gunung Argopuro, Gunung Raung, Gunung Welirang, Gunung Arjuno, Gunung Lawu dan Kawah Jonggring Saloka luar biasa indah dipandang mata

Dari Puncak Mahameru, Anda dilarang mendaki di sisi selatan dan mendekati Kawah Jonggring Saloka karena adanya Aliran Lahar dan semburan Gas Beracun setiap 10, 15 atau 30 menit sekali.

Di perjalanan anda menjumpai rumah penduduk di Desa Ranu dengan masyarakatnya yang kas memakai Pane. Pakaian yang di kenakan masyarakatnya sama dengan suku tengger.

Lumajang memiliki cukup banyak tempat wisata, serta dikelilingi Gunung Semeru, Bromo, dan Lamongan. Selain itu juga terdapat beberapa danau (ranu). Tiga diantaranya di Kecamatan Sendoro, yaitu Ranu Klakah, Ranu Pane dan Ranu Kumbolo, dan nama Ranu Pane juga menjadi nama desa yang saya ceritakan ini.Ranu Pane termasuk salah satu desa tertinggi di Indonesia, berada di ketinggian 2100 mdpl. Masuk wilayah Kabupaten Lumajang, Kecamatan Senduro, desa ini merupakan desa terakhir sebagai tempat pemeriksaan dan melapor para pendaki sebelum dan sesudah naik Gunung Semeru (3676 mdpl).

Tidak jauh dari danau agak ke atas sedikit terdapat pura kecil (Pedanyangan) bernama Rondo Kuning yang menjadi tempat peribadatan dan tempat upacara perayaan hari raya oleh para penduduk Tengger yang masih memeluk agama Hindu. Jika tidak sedang digunakan, pura ini dijadikan tempat pariwisata..

Danau Ranu Pane yang luasnya hanya 4 hektar dan dikelilingi pepohonan rimbun hijau biasanya juga dijadikan tempat bermalam oleh para pendaki Gunung Semeru dengan membangun tenda disekitar danau sambil mereka mempersiapkan perbekalan untuk mendaki. (utg)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *