Penyebutan Cak Imin Cawapres Oleh Jokowi, Bukti Pengaruh PKB

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com– Disebutnya nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu cawapres dari lima nama cawapres yang ada dikantonginya, tentu menjadikan Cak Imin dan PKB sangat spesial.

Hal tersebut sangat beralasan, karena suara PKB dan nahdliyin sangat besar. Sedikitnya, ada 11 juta pemilih dari kaum nahdiyin. Pada Pilkada Jawa Timur duet Saifullah Yusuf–Puti (PKB dan PDIP) dan di Jawa Tengah, duet Sudirman Said–Ida Fauziyah (Gerindra, PKB, PAN, PKS) kenaikan suara PKB sekitar 8 juta.

“Tentu suara ini jadi pertimbangan politik realistis Jokowi untuk dua priode,” tegas pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia ( Sigma), Said Salahudin kepada Beritalima.com, Senin (16/7).

Karena itu, kata Salahuddin, kalau PKB meninggalkan koalisi Jokowi, tentu menjadi ancaman tersendiri buat sang petahana pada pilpres 2019. Apalagi untuk Pilgub Jateng suaranya 41 persen atau sekitar 3 juta milik PKB, sedangkan di Jatim 46 persen atau sekitar 5 juta suara PKB. “Jadi, memang suara PKB tidak bisa dianggap sepele oleh Jokowi,” kata Said.

Meski belum ditetapkan sebagai cawapres, lanjut Said, tapi penyebutan nama Cak Imin secara langsung oleh Jokowi mempunyai makna politis tersendiri sehingga PKB sebagai parpol paling spesial diantara parpol pendukung Jokowi yang lain.

Cak Imin sebagai cawapres itu menjadi anugerah bagi PKB yang tidak didapat parpol pendukung Jokowi lainnya. Apalagi Jokowi mengatakan daftar cawapresnya sudah mengerucut menjadi lima nama. “Itu artinya, selain Muhaimin, tersisa empat nama lagi. Diantara yang empat itu disebut-sebut ada juga nama tokoh dari luar parpol,” ungkap dia.

Artinya, lanjut Said, peluang Golkar, PPP, NasDem, Hanura, PDIP dan parpol lain untuk menempatkan kadernya sebagai pendamping Jokowi semakin kecil. “Penyebutan nama Cak Imin sebagai salah satu cawapres merupakan keberhasilan strategi PKB memengaruhi Jokowi.”

Diantara strategi itu, sejak jauh-jauh hari Cak Imin dan elit PKB gencar melempar jargon: ‘PKB akan mendukung Jokowi jika Muhaimin yang menjadi cawapres, meluncurkan JOIN (Jokowi-Cak Imin), Cinta (Cak Imin untuk Indonesia), Jokowi akan terancam kalah’. Selain itu, juga masih ada strategi lainnya.

Strategi PKB itu terbukti efektif. Sebab jika syarat itu tidak dipenuhi, maka jika dibaca secara ‘a contrario’ itu artinya ada kemungkinan PKB akan mendukung capres yang lain. Ini kata dia, tentu tidak diharapkan oleh Jokowi.

Strategi PKB itu bahkan seolah menempatkan dirinya sebagai kelompok ‘oposisi’. “Strategi politiknya komunikasi langsung dengan SBY, Prabowo dan lain-lain untuk menjajaki peluang poros ketiga. Termasuk dengan kubu Prabowo. Jadi, PKB cukup berhasil meski belum pasti menjadi cawapres Jokowi,” demikian Said Salahudin. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *