Ratu Hemas: Pelaku UMKM Harus Manfaatkan Digital Pasarkan Produk

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) harus memanfaatkan digital marketing dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan.

Itu dikatakan isteri Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut saat dipercaya menjadi pembicara dalam sarasehan bertema ‘Pengembangan UMKM Dalam Menyongsong Pasar Global’ di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YKPN Yogyakarta, kemarin.

“Peran besar UMKM sebagai pondasi perekonomian Indonesia sulit bersaing jika tidak memanfaatkan digital marketing. Pelaku ekonomi di banyak negara banyak memasarkan produknya lebih cepat, efisien, efektif, dan massif melalui digital ini. Orang menyebutnya revolusi digital atau dengan istilah revolusi industri 4.0,” kata Hemas.

Dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Jumat (2/1), Ratu Hemas mengatakan, trend ekonomi ini disebut juga era disruption dimana model ekonomi konvensional digantikan dengan teknologi yang sifatnya kreatif sekaligus destruktif.

Model ekonomi digital yang lebih efisien, bermanfaat dan murah ini telah menghancurkan ekonomi konvensional. Pengusaha taksi konvensional mengeluh dan panik menghadapi Go-Car atau Grab.

“Distributor konvensional di Jawa mengalami kerugian besar karena pasar mereka tanpa terlihat diambil pelaku-pelaku bisnis masa kini seperti Bukalapak dan sebagainya,” ungkap senator dari Dapil Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Menurut Ratu Hemas, era ekonomi digital tersebut sesungguhnya sangat menguntungkan pelaku ekonomi mikro maupun kecil karena tidak lagi membutuhkan gedung atau fasilitas kantor yang besar.

Walau di ujung desa dan jauh dari keramaian, pelaku ekonomi kecil asalkan memiliki inovasi dan kreativitas dalam membuat produk serta handal dalam teknologi digital, produk mereka bakal dikenal dan dicari orang.

Banyak pelaku ekonomi yang dijuluki ‘start-up’ memanfaatkan ekonomi digital dan sukses, tetapi tidak sedikit pula dari mereka yang belum sukses.
Mengutip data Kemenko Perekonomian, Hemas menyebutkan profil ekonomi Indonesia terdiri dari perusahaan besar satu persen, perusahaan menengah 5,1 persen dan sisanya yakni 93,4 persen adalah perusahaan mikro& kecil.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM mencapai 56.534.592 unit atau 99,9 persen dari total unit usaha di Indonesia. Tenaga yang mampu diserap UMKM 107.657.509 orang lebih atau 97,16 persen dari angkatan kerja.

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional: kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 61,41 persen terhadap Tenaga Kerja 96,71 persen dan terhadap Ekspor Non Migas 15,73 persen.

“Dengan demikian peran UMKM (terutama mikro dan kecil) tidak dapat diremehkan. Artinya pelaku ekonomi UMKM menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia,” ujar Hemas.

Namun, kata Ratu Hemas, eksistensi UMKM di Indonesia masih perlu mendapatkan dukungan Pemerintah maupun stakeholder lainnya karena fakta di lapangan, pelaku UMKM Indonesia masih mengalami banyak kendala.

Mengutip data BPS dan Kementerian Koperasi dan UMKM, UMKM Indonesia yang mengalami kesulitan sekitar 72,47 persen dan sudah baik ada 27, 53 persen.

Permasalahan yang dihadapi antara lain permodalan, pemasaran, bahan baku, teknologi dan manajemen. “Dari semua permasalahan, yang paling utama adalah pemasaran dan permodalan,” demikian Gusti Kanjeng Ratu Hemas. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *