Ray Sahetapi ; Diperlukan Dialog Untuk Mengangkat Budaya Bangsa

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Kamis Juli 2016 di Lough Hotel Royal Kuningan, diadakan pertemuan anggota KCFI Zona Maluku Utara yang berada di Jakarta. Pada kesempatan itu hadir Ray Sahetapi, Dewan Pembina KCFI;
Budi Sumarno, Plt Ketum KCFI, Ayu Kencono Larang, Plt Sekretaris Jenderal; Juju Purwantoro, Ketua Bid. Legal & Advokasi; Rovina Mahulette, Ketua Bid. OKK & Koord. Seluruh Zona; Syamsul B. Adnan, Ketua Bid. Apresiasi; Johny Sumbung salah satu Humas KCFI dan Freddy Salama, salah satu koordinator Zona Maluku Utara yang bekerja di BPBD kab. Halmahera Utara.

“Pertemuan tersebut diadakan untuk mendiskusikan mengenai sosialisasi KCFI di Maluku Utara dengan salah satu programnya yaitu Nonton Bareng yang dikenal dengan istilah Nobar bersama Artis pemain, dimana film tersebut diputar guna mendorong pemerintah daerah untuk membuat bioskop daerah dalam rangka mendukung program pemerintah akan masyarakat yang cinta budaya bangsa,” ujar Freddy.

Demikian dikatakan koordinator Zona Maluku Utara, bahwa diskusi yang dilaksanakan itu adalah untuk mencari jalan bersama-sama lewat film sebagai pintu masuk meningkatkan seni budaya dan pariwisata Nusantara, tidak saja di Provinsi Maluku Utara tapi di seluruh tanah negeri ini agar bisa bersinergi antar daerah satu dengan daerah lainnya.

Freddy pun menyatakan KCFI dapat disosialisasikan kepada seluruh masyarakat untuk kemudian bisa menciptakan massa penonton film Indonesia sehingga film Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri. Karena ia menganggap bahwa tanah nusantara memiliki tanah yang bagus. Dimana orang daerah harus keluar terangkat karena bangsa ini bangsa besar yang memiliki kearifan lokal yang luar biasa.

“Kita harus bisa membaca diri kita sendiri, kita harus terbuka untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan kita. Ibarat crew film, semua harus bekerja dalam ruang-ruang yang menuju satu titik secara bersama untuk menciptakan tujuan yang satu, tujuan film yang baik dan benar. Sehingga diperlukan adanya dialog pemimpin, dialog pemikir dan dialog pekerja untuk satu tujuan yaitu mengangkat Budaya dan Nusantara di dunia internasional, ungkap Ray Sahetapi,” tuturnya.

Sementara inisiator KCFI, Budi Sumarno mencetuskan bahwa KCFI tidak akan melibatkan atau menjurus kepada hal-hal yang berhubungan dengan partai politik. “Anggota silahkan berpartai secara pribadi namun tidak boleh dimasukkan dalam berkegiatan di KCFI, hal ini guna menjaga keharmonisan dan menghargai perbedaan para anggotanya,” imbuhnya. (red)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *