Rekanan Lokal Meradang, Penawaran Paket Lelang di DPUBM Kabupen Malang Turun Hingga 40 Persen

  • Whatsapp

MALANG, beritalima.com| Beberapa paket lelang proyek peningatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, diprediksi bakal bermasalah. Pasalnya dari beberapa item pekerjaan milik Dinas PU Binamarga (DPUBM) yang sudah selesai dilelang, peserta lelang berani menurunkan nilai penawaran hingga hampir 30% sd 40% dari nilai pagu yang dikeluarkan DPUBM. Salah satu contoh pada paket peningkatan jalan Tulus Besar – Ngadas senilai Rp 10,5 Miliar. Dan pihak Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemkab Malang berani menyetujui penawaran senilai Rp 7 Miliar lebih, yang dimenangkan PT. konstruksi Indonesia Mandiri (KIM). Sehingga dari nilai pagu turun sampai 27%.

Selanjutnya pada paket peningkatan jalan Gedangan Bantur senilai Rp 11,4 Miliar yang dimenangkan PT. Trijaya Adymix Mojokerto (TAM) dengan nilai penawaran Rp 7,2 Miliar dengan menyisihkan 66 peserta lelang, dengan nilai prosentase PT. TAM menurunkan penawaran 35% persen dari nilai pagu. Hal itu membuat beberapa rekanan atau kontraktor di Kabupaten Malang meradang.

“Banyak lelang di DPUBM dari nilai pagu turun antara 20% hingga 36% bahkan lebih, pasalnya rata rata lelang dengan nilai milyaran rupiah tersebut dikuasai oleh kontraktor yang memiliki Asphalt Mixing Plant (AMP). Dan ini membuat rekanan yang tidak ber AMP klimpungan,” ujar Rudi salah satu rekanan di Kabupaten Malang yang tak memiliki AMP dihubungi beritalima.com Rabu (19/06).

Lelang Jalan Gedangan – Bantur tersebut. Rudi mengakui bahwa memang dirinya mengajukan penawaran Rp 7.713.000.000, dan dalam tahapan lelang tersebut PT nya menempati peringkat 3 teratas.

“Saya pikir penawaran kita sudah terendah, ternyata ada yang lebih rendah lagi dari Mojokerto,” ujar Rudi.

Said pemilik PT TPA juga menyampaikan bahwa kontraktor yang memiliki AMP tersebut, diakuinya cost untuk melaksanakan pekerjaan tersebut bisa ditekan semaksimal mungkin. Meski begitu, secara logika jika pemenang lelang berasal dari luar Malang, dengan paket pekerjaan berada di wilayah selatan Kabupaten Malang. Maka, akan ada kendala dalam distribusi AMP yang dibutuhkan.

“Ditambah dengan kualitas pekerjaan yang dihasilkan, diperkirakan ada dugaan pengurangan volume pekerjaan. Meski hal ini masih membutuhkan pembuktian lewat cor drill yang dilakukan DPUBM di akhir pekerjaan,” tutupnya. [San/Red]

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *